Langganan

Tiga Warga di Karanganyar Meninggal Akibat Leptospirosis - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Indah Septiyaning Wardani  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 26 Juli 2024 - 17:45 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Esposin, KARANGANYAR-Kasus leptospirosis di Kabupaten Karanganyar makin mengkhawatirkan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat hingga pekan ke-28 pada 2024 ini, tiga warga dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi bakteri leptospira. Bakteri ini menyebar melalui air kencing atau darah hewan tikus yang terinfeksi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Purwati, menyebut tiga warga meninggal dunia akibat leptospirosis berasal dari Kecamatan Jaten, Jumapolo dan Gondangrejo. Menurutnya, kasus leptospirosis ini cukup tinggi dengan kematian tiga kasus.

Advertisement

"Jumlah kasus leptospirosis sampai pekan ke-28 tahun 2024 ada 33 kasus. Tiga kasus di antaranya meninggal dunia," kata dia, Jumat (26/7/2024).

Purwati mengatakan data kasus leptospirosis diperoleh dari fasilitas kesehatan tingkat I maupun klinik dan rumah sakit rujukan. Dari kasus yang diterimanya, pasien mayoritas laki-laki dengan usia diatas 44 tahun. Mereka terinfeksi leptospirosis dari kencing tikus dan hewan pengerat lainnya. Dia mengimbau masyarakat yang bergejala segera mengakses layanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan terdekat.

"Kalau ada gejala yang mengarah ke tanda-tanda terpapar bakteri leptospira ini langsung ke layanan kesehatan terdekat. Lebih baik mencegah daripada terlambat penanganannya," katanya.

Advertisement

Dia menjelaskan bahwa penyakit leptospirosis ini menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi. Bakteri ini bisa menular ke manusia apabila terkena kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi baik melalui makanan, air, atau tanah. Dia pun meminta warga menjaga kebersihan dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan. Kemudian menggunakan alat pelindung diri (APD) apabila bersinggungan dengan tempat-tempat yang terindentifikasi sumber infeksi seperti sawah, peternakan, gorong-gorong, dan lokasi banjir.

"Beberapa gejala awal muncul dari demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual, dan tidak nafsu makan. Bisa juga diare, nyeri otot hebat. Jadi waspadai jika ada gejala langsung periksakan ke layanan kesehatan terdekat," katanya.

 

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif