by Mariyana Ricky P.d - Espos.id Solopos - Senin, 13 Juli 2020 - 12:31 WIB
Esposin, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melakukan tracing masif di Pasar Harjodaksino (Gemblegan) Solo, menyusul meninggalnya salah seorang pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Tiga orang pedagang yang menjadi kontak erat dan dekat tersebut diminta menjalani uji swab secara polymerase chain reaction (PCR) di RSUD Bung Karno, Senin (13/7/2020) pagi. Mereka diketahui menjadi tetangga dari pedagang tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi, mengatakan saat ini Pasar Harjodaksino masih buka, namun pedagang sudah mendapatkan sosialisasi terkait kasus itu.
Gunung Merapi Menggembung, Juru Kunci Bicara Soal Arah Angin, Arah Mana Bahaya?
Gunung Merapi Menggembung, Juru Kunci Bicara Soal Arah Angin, Arah Mana Bahaya?
“Yang positif Covid-19 itu pedagang empon-empon. Nah, tiga pedagang yang diuji swab adalah tetangga kanan-kirinya. Informasinya ada yang membantu kerokan,” jelas dia saat dihubungi Esposin, Senin.
Skenario penutupan pasar sudah disiapkan jika Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 memutuskan pasar tersebut ditutup sementara.
Solo Terancam Merah Lagi, Ini Kriteria Penentuan Zona Covid-19
“Kalau nanti keputusannya ditutup, semua pintu masuk menuju pasar akan ada penjagaan ketat. Kami enggak ingin ada kluster pasar, makanya lebih baik mencegah daripada virusnya menyebar,” ucap Heru.
Jumlah pedagang yang berinteraksi di Pasar Harjodaksino Solo mencapai 1.407 orang. Jumlah itu terdiri atas pedagang kios, los, oprokan, dan pelataran.
Semua Legislator & Staf DPRD Jateng Jalani Pemeriksaan Covid-19
Heru mengatakan pada Senin sore setelah pasar tutup, pihaknya bakal menerjunkan sejumlah petugas untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
Di sisi lain, 450-an pegawai Pemkot mengikuti uji cepat atau rapid test di Pendapi Gede, Kompleks Balai Kota Solo, Senin pagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan sasaran uji cepat adalah pegawai yang kerap memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Tidak seluruh pegawai bisa mengikuti. Jika ada pegawai yang hasil uji cepatnya reaktif diminta menjalani karantina mandiri sambil menunggu jadwal tes swab.