by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Selasa, 18 Januari 2022 - 19:31 WIB
Esposin, KLATEN—Jembatan kereta pengangkut tebu pada zaman kolonial Belanda kini dimanfaatkan untuk menghubungkan dua desa di Klaten. Jembatan penghubung antara Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, dengan Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko, itu dinamakan Jembatan Amien Rais.
Awalnya, warga menutup lantai jembatan menggunakan kayu. Lantaran tak awet, kayu tersebut diganti dengan cor hingga kini.
Sejak lantai jembatan dicor, jembatan itu kerap disebut dengan nama Jembatan Amien Rais. Penyebutan nama itu lantaran pengecoran jembatan dilakukan warga memanfaatkan gelontoran bantuan dari tim Amien Rais kala menjadi calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 lalu.
Baca Juga: Jembatan Kereta Zaman Belanda di Klaten Kini Jadi Penghubung 2 Desa
“Selain pengecoran di jembatan tersebut, bantuan juga dimanfaatkan untuk pengecoran lantai jembatan di dukuh lain yang sebelumnya juga berupa papan kayu,” ujar salah satu warga, Wito Martono, 70, saat ditemui Esposin di Dukuh Karanganyar, Desa Mranggen, Jatinom, Klaten, Selasa (17/1/2022).
Warga Dukuh Karanganyar lainnya, Ima, 42, juga mengatakan jembatan sempit tersebut kerap disebut dengan nama Jembatan Amien Rais sejak lantai jembatan dicor. "Sebelumnya itu rel kereta pengangkut tebu. Kemudian berganti dengan papan dan kemudian dicor," kata Ima.
Dia menjelaskan selain menjadi akses warga antardesa, jembatan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dari luar desa. Tak sedikit yang melintas dan berfoto-foto diatas jembatan dengan latar belakang Embung Mranggen.
Baca Juga: Ada Jembatan Gantung, Akses ke Girpasang Tegalmulyo Klaten Kian Komplet
Kepala Desa Mranggen, Miseran, mengatakan jembatan sempit tersebut menjadi batas desa antara Mranggen dengan Blimbing. "Jembatannya itu peninggalan kolonial Belanda. Lantainya sudah direhab oleh warga dari dulunya kayu sekarang dicor," kata Miseran.
Miseran menjelaskan jembatan itu berada di atas Embung Mranggen. Embung itu dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) dan rampung pada 2017 lalu. Embung seluas 2.000 meter persegi dengan kedalaman sekitar 7 meter.
“Embung itu untuk konservasi sekaligus untuk menampung air. Sebagian air dialirkan untuk irigasi tetapi di wilayah bawah. Setelah ada embung ini ada keuntungan bagi warga. Biasanya saat kemarau sumur kering, setelah ada embung air sumur lancar,” kata dia.
Baca Juga: Cakep! Jembatan Gantung Dungus Klaten Dicat Warna-Warni, Cocok untuk Spot Selfie
Jembatan itu berlantai cor dengan konstruksi tiang cor batu serta ada konstruksi besi tua. Jembatan terbentang sejauh 50 meter dan sekitar 12 meter di atas alur sungai. Lebar jembatan sekitar 1,25 meter dan hanya cukup untuk dilewati kendaraan roda dua.