Langganan

Tempat pemungutan retribusi diduga diperjualbelikan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 4 Juni 2011 - 03:55 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Karanganyar (Esposin) - Sejumlah tempat pemungutan retribusi (TPR) di Karanganyar diduga diperjualbelikan. Bahkan satu TPR dijual Rp 60 juta-Rp 80 juta.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos di lapangan, TPR dijual oleh pihak ketiga dengan angka yang ditawarkan mulai Rp 60 juta-Rp 80 juta per TPR. Angka tersebut disesuaikan dengan lokasi TPR. Bupati Karanganyar Rina Iriani ketika dijumpai wartawan di rumah dinas bupati, Jumat (3/6), mengatakan telah menerima laporan itu baik melalui telepon maupun SMS yang mampir di ponsel pribadinya. Sedikitnya ada dua TPR yang dilaporkan telah diperjualbelikan oleh pihak ketiga. “Saya terima laporan ada TPR yang diperjualbelikan. Dan anehnya TPR itu dijual oleh pihak ketiga,” ujar Rina.

Advertisement

Rina mengatakan telah meminta Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) untuk mengecek dugaan jual beli TPR. Rina mengaku tidak tahu secara pasti lokasi TPR yang diduga diperjualbelikan.

Rina menegaskan agar praktik seperti ini dihentikan. Menurutnya, seluruh TPR sesuai dengan UU No 28/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah sudah ditutup dan tidak dioperasionalkan lagi. “Jadi mudah-mudahan itu hanya fitnah. Meski begitu, saya minta Dishub untuk cek benar atau tidak ada yang dijual oleh pihak ketiga,” tegasnya.

Kepala Dishubkominfo Nunung Susanto mengatakan seluruh TPR di Karanganyar yang selama ini merupakan salah satu sumber pemasukan bagi pendapatan asli daerah (PAD) telah ditutup mulai 1 Januari. TPR-TPR tersebut di antaranya berada di jalan masuk Colomadu, Plesungan, Kebakkramat, perempatan Papahan, Dagen dan Jatipuro. “Kalau ada laporan TPR dijualbelikan artinya ilegal. Karena seluruh TPR sudah kami tutup,” tegas Nunung.

Advertisement

Pihaknya mengaku kaget mendengar adanya informasi jual-beli TPR. Hal ini lantaran seluruh TPR sudah tidak ada yang beroperasi lagi. Namun demikian, Nunung mengatakan akan mengecek ke lapangan apakah benar ada TPR gelap yang kini diperjualbelikan. “Kami justru bingung kok TPR dijualbelikan. Kalau ada oknum yang bermain ya jelas akan kami tindak tegas,” tegas Nunung.

isw

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif