by Redaksi - Espos.id Solopos - Rabu, 4 Januari 2012 - 17:34 WIB
“Sulit bagi kami untuk menaikkan produksi beras karena kerusakan lahan pertanian padi di Wonogiri sudah parah. Kami hanya bisa memprediksi kenaikan produksi gabah sebesar empat persen,” terang Kepala DPTPH, Guruh Santosa, awal pekan ini.
Ia menambahkan, sebagian besar sawah di seluruh Kabupaten Wonogiri memiliki tingkat keasaman dan kebasaan tanah yakni pH 5. Angka itu dibawah normal yang seharusnya dengan pH 7. Meski di bawah normal, tanah itu masih bisa ditanami tetapi hasil yang didapat tidak maksimal.
Kerusakan itu, menurut Guruh, karena petani mengandalkan pupuk kimia untuk menyuburkan tanaman. Padahal, tidak semua kandungan kimia itu terserap oleh tumbuhan. Jika kandungan kimianya sudah terlalu besar, maka membutuhkan waktu lama untuk membuat tanah pertanian itu kembali normal. “Kami terus mendorong penggunaan pupuk organik untuk mengembalikan kondisi tanah. Bahkan, jika memungkinkan, kami ingin lahan pertanian tidak menggunakan pupuk kimia,” imbuhnya.
Terpisah, Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto, sepakat dengan pendapat Guruh. Menurut Danar, penggunaan pupuk organik harus ditingkatkan. Ia berharap petani mempertimbangkan usul penggunaan pupuk organik karena petani juga yang akan merasakan manfaatnya.
“Saya sudah mendapat laporan bahwa sebagian besar sawah di Wonogiri sudah rusak karena bahan kimia sehingga kurang ideal untuk lahan pertanian lagi. Kami berharap, petani mulai merombak cara bertani sekaligus memperbaiki kondisi tanah pertanian,” tegasnya.
JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP