by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Minggu, 27 Februari 2022 - 16:58 WIB
Esposin, SRAGEN -- Umat Hindu menjalankan rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 dengan sederhana di Sragen. Ini merupakan Hari Raya Nyepi ketiga yang dirayakan pandemi Covid-19.
Umat Hindu Sragen yang biasa melakukan Upacara Tawur Agung Kesanga di Prambanan, Klaten, tahun ini akan dilakukan upacara sederhana di pura setempat.
Salah satunya warga Dukuh Jangglengan, Desa Tlogo Tirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, yang tampak menjemur jagung yang baru dipanen di halaman rumahnya, Minggu (27/2/2022).
Baca Juga: Sebelum Cairkan BPNT, 1.463 Warga Kedawung Sragen Divaksin Booster
Baca Juga: Sebelum Cairkan BPNT, 1.463 Warga Kedawung Sragen Divaksin Booster
Ida menjemur hasil panennya supaya semua pekerjaan rampung sebelum menjalankan ibadah Catur Brata Nyepi bersama seluruh umat Pura Ananta Tirta Dharma Dukuh Jengglengan, Sragen, Kamis (3/3/2022).
Ida tinggal bersama suami, anak bungsunya, serta seorang cucu yang akan mengikuti Tawur Agung Kesanga di Pura Ananta Tirta Dharma jelang Nyepi, Rabu (2/3/2022). Biasanya mereka bersama puluhan keluarga lainnya menyewa kendaraan untuk mengikuti Tawur Agung Kesanga di Prambanan.
Baca Juga: Sentra Kuliner Masaran Sragen Sepi, Pameran Bonsai Jadi Harapan
Ia mengatakan tidak ada persiapan khusus pada Nyepi tahun ini d kalangan umat Hindu Sragen selain menyiapkan bahan makanan untuk dimakan bersama setelah Catur Brata. Tradisi keluarga besar Ida biasanya pulang kampung lalu merantau lagi sebelum Catur Brata.
Sebagian kecil umat melakukan Tawur Agung dengan sederhana di pura. Adapun rangkaian Nyepi oleh umat Hindu berupa Melasti yang telah berlangsung di Sendang Boto, Desa Girimarto, Kecamatan Miri, Sragen, Sabtu (26/2/2022).
Baca Juga: Waspada! Kasus Kematian Pasien Covid-19 di Sragen Terus Bertambah
Melasti biasanya dilakukan di pantai atau sumber air terdekat. “Kalau Tawur Agung itu ibaratnya korban suci kepada butakala/raksasa/makhluk lain. Bukan menyembah namun menghormatinya supaya tidak mengganggu kami saat Catur Brata. Mereka kan juga makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi [Tuhan],” jelasnya.
Dartoyo memperkirakan 30 persen dari sekitar 81 keluarga umat Pura Ananta Tirta Dharma akan mengikuti Tawur Agung di pura. “Umat akan melakukan sembahyang lalu membersihkan pura secara batiniah. Umat akan mematuhi protokol kesehatan sesuai aturan yang dianjurkan pemerintah,” ungkapnya.
Kasi Trantib Kecamatan Sumberlawang, Joko Mursid, mengatakan melasti umat Hindu Kabupaten Sragen dipusatkan di Sendang Boto. Umat Hindu masih mengikuti anjuran pemerintah dengan tidak melakukan kumpul-kumpul dengan umat dalam jumlah banyak.