by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Jumat, 12 Februari 2021 - 23:00 WIB
Esposin, SOLO -- Perayaan Tahun Baru Imlek di Kelenteng Tien Kok Sie, Jl RE Martadinata No 12, depan Pasar Gede Solo, Jumat (12/2/2021) berlangsung secara sederhana.
Pintu pagar kelenteng tersebut bahkan ditutup dengan penjagaan petugas Linmas dan personel TNI. Pengurus kelenteng memang sengaja menutup pagar untuk mencegah potensi kerumunan umat walaupun hari itu merupakan Hari Raya Keagamaan Konghucu.
Namun demikian, petugas mempersilakan sejumlah umat yang telanjur datang ke lokasi untuk menghaturkan permohonan dan doa. Jumlah orang yang masuk kelenteng sangat dibatasi. Mereka menunggu umat lain keluar baru bisa masuk ke altar dewa.
Baca Juga: Diresmikan Besok Pukul 09.00 WIB, Flyover Purwosari Solo Dibuka Pukul 12.00 WIB
Baca Juga: Diresmikan Besok Pukul 09.00 WIB, Flyover Purwosari Solo Dibuka Pukul 12.00 WIB
Salah satu umat Konghucu, Dian Subagio, 60, datang bersama istri, anak, menantu, dan cucunya datang ke kelenteng di depan Pasar Gede Solo itu walaupun ada imbauan untuk merayakan Tahun Baru Imlek di rumah saja.
Ia mengaku ingin berdoa dan mengucap syukur. Bahkan ia mengaku bisa lebih kusyuk berdoa karena tidak banyak umat yang datang. “Secara spiritual kemantapan hati berdoa bisa di mana saja. Tapi sembahyang harus dijalani sendiri. Tidak diwakilkan. Makannya saya bersembahyang, sujud sesuai nurani saya,” katanya kepada Esposin.
Bagi Dian, 2571/2021 merupakan tahun yang berat karena ia tidak berjumpa dengan satu dari empat anaknya yang tinggal di Jakarta sejak Oktober 2019. Dua Tahun Baru Imlek terakhir sang anak tidak pulang. Masing-masing karena banjir dan pandemi Covid-19.
“Dulu saya menerima tamu tapi sekarang enggak terima tamu. Hanya ada kue kue seadanya walaupun tidak ada tamu. Semoga pandemi bisa dinetralisir dan bisa dikendalikan. Harapannya bencana alam mereda,” katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Sumantri Dana Waluya, menjelaskan rangkaian doa dan sembahyang Tahun Baru Imlek 2572/2021 tetap dijalankan oleh pengurus.
Baca Juga: Pengageng Keraton Solo: Gusti Moeng dan GKR Timoer Tidak Dikunci, Boleh Keluar Kapan Saja
Menurut Sumantri, ritual wajib tahunan ia pimpin dengan meletakkan sesaji pada 17 Altar Dewa, Kamis (11/2/2021) pukul 19.15 WIB. Pengurus menyalakan Pelita Abadi berupa lilin besar dan minyak dalam 570 gelas yang mewakili jumlah umat kelenteng pukul 24.00 WIB.
Baca Juga: Kecelakaan Lagi! Bus Mira Tabrak Pengendara Motor di Madiun, 1 Orang Meninggal Dunia
Pelita Abadi menyala dibarengi doa pada tahun baru semua berjalan lebih baik dan lebih lancar daripada tahun sebelumnya. Api tersebut akan menyala selama 15 hari. Umat Konghucu percaya doa yang dihaturkan pada malam Tahun Baru Imlek akan berlangsung terus menerus selama api menyala.
“Bisanya umat datang ke sini menyalakan sendiri. Bahkan mau masuk kelenteng saja sulit karena ruangan kecil dan jumlah umat banyak. Tapi malam kemarin tidak. Pintu pagar tertutup. Pengurus mewakili umat. Kami mengisi minyak dua galon per hari. Satu galonnya 20 liter,” paparnya.