by Asiska Riviyastuti Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 4 April 2013 - 14:04 WIB
KLATEN--Kelangkaan solar bersubsidi yang terjadi dua pekan terakhir berdampak pada kacaunya masa tanam padi di Kecamatan Ceper, Klaten. Hal ini karena pengolahan tanah dengan membajak menggunakan traktor tidak dapat dilakukan setiap hari.
Akibatnya antrean petani yang ingin mengolah tanah menjadi panjang. Salah satu petani di Morisan, Desa Cetan, Kecamatan Ceper, Jamin, 72, menuturkan pemilik traktor bahkan tidak bisa menjanjikan kapan sawahnya akan dibajak.
“Saya antri untuk mengolah tanah sudah sebulan yang lalu tapi sampai sekarang [sawah] belum dibajak,” ungkap Jamin kepada Esposin di area persawahan miliknya, Morisan, Desa Cetan, kecamatan setempat, Kamis (4/4/2013).
Pemilik traktor, Tailan, 40, membenarkan pihaknya sering tidak bisa membajak sawah karena tidak bisa mendapatkan solar bersusidi. Dia pun mengaku sering ditanya petani kapan bisa membajak sawah mereka.
“Bukan dikomplain tapi ditanyai kapan bisa, karena permasalahannya ada pada bahan bakar jadi kami tidak bisa berbuat banyak,” tutur Tailan.
Tailan mengatakan dia tidak pernah membeli solar eceran karena tidak ada pedagang yang menjual solar. Sedangkan jika membeli di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), warga Ceper ini mengaku harus mencari hingga Delanggu atau Plembon. Tailan juga menuturkan pihaknya tidak bisa menyetok solar bersubsidi karena ada pembatasan. Oleh karena itu, Jamin berharap stok solar bersubsidi di SPBU kembali normal.