by Afifa Enggar Wulandari - Espos.id Solopos - Selasa, 24 Mei 2022 - 16:13 WIB
Esposin, SOLO -- Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo merencanakan setidaknya ada 13 Tempat Ibadah Ramah Anak (TIRA) di Kota Bengawan. TIRA itu tak hanya masjid tapi juga gereja.
Hal itu terungkap saat sarasehan bersama stakeholders di Kantor Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Jumat (20/5/2022). Tempat ibadah pertama yang akan menjadi tujuan realisasi TIRA adalah Masjid Al Wustho Mangkunegaran.
Kepala DP3AP2KB Solo, Purwanti, mengatakan DP3AP2KB telah memberitahukan rencana tersebut kepada takmir Masjid Al Wustho. "Sudah [diberitahukan kepada takmir],” jelas Purwanti, Selasa (24/5/2022).
Rencananya, tujuh masjid akan dijadikan TIRA dan sudah tertuang dalam SK Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Solo tentang Tempat Ibadah Ramah Anak. Ada Masjid Agung Solo, Masjid Al Wustho, Masjid Muttaqien, Masjid Nurul Hidayah Semanggi.
Rencananya, tujuh masjid akan dijadikan TIRA dan sudah tertuang dalam SK Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Solo tentang Tempat Ibadah Ramah Anak. Ada Masjid Agung Solo, Masjid Al Wustho, Masjid Muttaqien, Masjid Nurul Hidayah Semanggi.
Selanjutnya Masjid Tegalsari, Masjid An-Ni’mah Notodiningratan, dan Masjid Jami’ Baiturrahman Sekip, Banjarsari. “Jadi ada tujuh yang ditetapkan Kemenag tujuh masjid untuk memenuhi tempat ramah anak,” imbuhnya.
Baca Juga: Wah, Masjid Al Wustho Akan Jadi Tempat Ibadah Ramah Anak Pertama Solo
Kemudian Gereja Kristen Jawa (GKJ) Manahan, Gereja Kasih Karunia Indonesia (Gekari) Pancaran Kasih Mojosongo, dan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).
Selain 13 tempat ibadah ramah anak yang tertuang dalam SK Kantor Kemenag Solo, DP3AP2KB akan menunggu rekomendasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk sasaran tempat ibadah lain. “Selain masjid ada gereja juga dan pura, vihara, dan yang lain rekomendasi FKUB,” kata Pur.
Baca Juga: Indahnya Perpaduan Jawa-Jepang di Wayang Beber Masjid Al Wustho Solo
“Dari sisi sejarah masjid dimaksud cukup bersejarah dan menjadi pusat tujuan wisatawan luar Solo. Itu juga sering jadi pusat pembelajaran keagamaan. Jadi memang itu menjadi salah satu alasan ditunjuk menjadi TIRA karena dilihat dari sisi strategisnya,” jelasnya.
TIRA diharapkan mampu menciptakan tempat ibadah sebagai ruang publik yang bisa digunakan sebagai tempat alternatif pengasuhan anak. Tentunya dilengkapi fasilitas pendukung seperti ruang bermain anak dan perpustakaan.
Baca Juga: Menjelajahi Masjid-Masjid Tertua di Solo, Ada Yang Hampir 500 Tahun
Purwanti mengatakan perpustakaan dan ruang bermain anak menjadi fasilitas yang wajib ada dalam pembangunan tempat ibadah ramah anak di Solo.
“Jadi memang tujuan dari pengembangan TIRA adalah memfungsikan tempat ibadah sebagai ruang publik, alternatif pengasuhan anak, ruang bermain dan kreativitas anak. Memang ada petunjuk teknis Tira. Tidak hanya itu tapi bisa ada perpus, ruang bermain, dan ruang yang nanti untuk kreasi anak,” ujarnya.