by Indah Septiyaning Wardani - Espos.id Solopos - Senin, 21 Agustus 2023 - 17:41 WIB
Esposin, KARANGANYAR -- Warga Pancuran, Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar menutup akses ke tempat pembuangan sementara (TPS) sampah wilayah setempat pada Senin (21/8/2023). Aksi penutupan ini sebagai bentuk protes warga atas dampak yang ditimbulkan dari buruknya pengelolaan sampah di sana.
Tokoh pemuda setempat, Fajar, mengaku hampir 10 tahun lamanya warga merasakan dampak lingkungan tidak sehat akibat sampah di TPS. Sejumlah warga disebut nya mengalami sakit kulit, pusing, hingga sesak napas karena sampah tersebut. Telah berulang kali warga menyampaikan keluhan tersebut ke aparat desa, namun sampai saat ini belum ada solusi sama sekali.
"Sampah dibiarkan menumpuk dan dibakar. Asap pembakaran sampah ini yang bikin kami sesak napas," kata dia, Senin.
Ketika musim penghujan tiba, warga merasakan bau tidak sedap dan serbuan ribuan lalat dari sampah-sampah tersebut. TPS di Desa Selokaton menampung sampah warga dari tujuh kebayanan. Sampah itu diambil buruh angkut dan ditimbun di TPS yang berada di area makam desa setempat.
Ketika musim penghujan tiba, warga merasakan bau tidak sedap dan serbuan ribuan lalat dari sampah-sampah tersebut. TPS di Desa Selokaton menampung sampah warga dari tujuh kebayanan. Sampah itu diambil buruh angkut dan ditimbun di TPS yang berada di area makam desa setempat.
Pada malam harinya sampah-sampah itu dibakar. Kepulan asap pembakaran sampah menyengsarakan warga karena akhirnya banyak yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Jadi hari ini kami menutup akses masuk ke TPS. Akses kami tutup sampai ada solusi nyata dari desa," kata dia.
"Saya berharap ada solusi untuk warga. Jangan dibiarkan seperti ini terus," kata dia.
Bayan Selokaton, Suwarto, mengakui pengelolaan sampah di sana belum maksimal. Seluruh sampah warga masuk ke TPS tersebut. "Kalau sekarang TPS ditutup tanpa lokasi pengganti justru akan menimbulkan masalah baru," kata dia.
Selama ini warga dipungut iuran sampah Rp6.000 per bulan. Dengan iuran segitu, menurut Suwarto, tidak memungkinkan jika sampah harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukosari, Kecamatan Jumantono. Sebab biaya operasional untuk itu dinilai terlalu mahal.
"Kita enggak mampu karena mahal, Rp350.000 sekali angkut," kata dia.