Langganan

RUPIAH MELEMAH : Harga Kedelai di Solo Terkerek - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Hijriyah Al Wakhidah Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 22 Agustus 2013 - 21:45 WIB

ESPOS.ID - Kedelai (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Kedelai (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Esposin, SOLO -- Harga kedelai impor di Solo, terkerek cukup signifikan empat hari terakhir mengikuti penguatan mata uang dolar terhadap rupiah. Kenaikan harga kedelai ini pun membuat perajin tahu dan tempe di Soloraya kelimpungan.

Advertisement

Dari informasi yang dihimpun Esposin di Pasar Legi Solo, Kamis (22/8/2013), pekan ini harga kedelai impor naik Rp1.000 hingga Rp1.200 per kilogramnya. Kenaikan terjadi secara bertahap selama empat hari terakhir. Selain menjadi mahal, pedagang juga mengaku pasokan kedelai sedikit terhambat.

“Kadang kedelai ditahan dulu sama importir. Mereka [importir] bilangnya belum berani buka harga karena dolar fluktuasi terus dan cenderung naik,” kata Pemilik Toko Rahayu, Santoso, saat ditemui Esposin, di kiosnya, Kamis.

Harga kedelai impor dari Amerika Serikat di pasar tradisional Kota Solo saat ini mencapai Rp8.500 hingga Rp8.550 per kilogram. Bahkan di tingkat perajin tahu dan tempe, sudah banyak yang mendapatkan kedelai dengan harga Rp8.700 per kilogram. Sebelumnya harga kedelai ini hanya berada di kisaran harga Rp7.200 hingga Rp7.400 per kilogram.

Advertisement

“Harga kedelai yang saya jual naik dari Rp7.200 per kilogram sekarang sudah Rp8.500 per kilogram. Tiap hari naik bertahap mengikuti dolar,” imbuh Santoso.

Menurut Santoso kenaikan harga kedelai akibat penguatan dolar ini membuat pasar kedelai semakin sepi. Pelanggan khususnya dari kalangan industri tahu dan tempe mengurangi porsi pembelian. Pelanggan bisa mengurangi pembeliannya hingga separo dari biasanya.

Senada disampaikan pemilik Toko Nyah Ngemplak masih di kawasan Pasar Legi Solo, Sinta. Di tokonya, harga kedelai yang juga impor dari Amerika Serikat naik dari Rp7.300 per kilogram menjadi  Rp7.850 per kilogram pada Selasa (20/8/2013) dan Kamis kemarin naik lagi menjadi Rp8.550 per kilogram.

Advertisement

“Itu untuk yang beli grosir. Kalau eceran ya saya kasih Rp8.700 per kilogram,” kata Sinta.

Menurut Sinta pedagang lebih banyak menjual kedelai impor karena saat ini pasokan kedelai lokal sangat minim. Bahkan nyaris kosong. “Tidak ada yang panen. Kalaupun barangnya ada, juga kurang laku. Karena perajin tahu tempe ini lebih memilih pakai kedelai impor. Kualitas kedelai lokal kurang cocok untuk produksi tahu tempe.”

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif