Langganan

Representasi Pemilu di 3 Fase dalam Pameran Foto di Monumen Pers Nasional - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by R Bony Eko Wicaksono  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 1 Februari 2024 - 15:15 WIB

ESPOS.ID - Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa (tengah) memotong pita saat pembukaan Festival Pers 2024 di Monumen Pers Nasional, Jl Gajahmada, Timuran, Solo, Kamis (1/2/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Esposin, SOLO--Festival Pers 2024 yang digelar Monumen Pers Nasional selama sebulan penuh untuk menyambut Hari Pers Nasional 2024 resmi dibuka, Kamis (1/2/2024).

Peran pers dalam mengawal perjalanan bangsa Indonesia tergambarkan dalam 60 foto dan kliping berita yang memuat aktivitas pesta demokrasi pada 1955 sampai 2009.

Advertisement

Acara seremoni Festival Pers 2024 dihadiri oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Solo, Anas Syahirul dan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Solo.

Prosesi seremoni dilakukan dengan pengguntingan pita pameran foto dan kliping berita yang mengangkat tema Pesta Demokrasi Dari Masa ke Masa. Para tamu undangan juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pameran foto dan kliping berita tersebut.

Advertisement

Prosesi seremoni dilakukan dengan pengguntingan pita pameran foto dan kliping berita yang mengangkat tema Pesta Demokrasi Dari Masa ke Masa. Para tamu undangan juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pameran foto dan kliping berita tersebut.

Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo mengatakan Monumen Pers Nasional selalu menggelar kegiatan untuk memperingati Hari Pers Nasional setiap tahun. Termasuk pameran foto yang digelar setiap tahun.

“Ada 60 foto dan kliping berita yang memuat proses pemilu kali pertama pada 1955 sampai 2009. Masyarakat bisa mengetahui bentuk fisik logistik pemilu seperti kertas surat suara, kotak suara dan lain sebagainya pada zaman dahulu,” kata Widodo.

Advertisement

“Pers berperan dalam mengawal perjalanan bangsa Indonesia. Pers juga berperan sebagai pilar demokrasi saat kontestasi politik,” ucap dia.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong mengatakan foto dan kliping berita yang menggambarkan pesta demokrasi pada zaman dahulu menjadi sarana edukasi politik bagi masyarakat.

Sehingga, kualitas demokrasi di Tanah Air semakin meningkat. Dia mencontohkan proses pemilu kali pertama di Indonesia pada 1955.

Advertisement

Kala itu, pemilu diikuti lebih dari 100 partai politik (parpol). “Saat coblosan, rakyat memakai baju baru seperti saat momentum Lebaran. Mereka menyambut pemilu dengan gembira. Tidak ada gontok-gontokan dan macam-macam lainnya,” ujar dia.

Justru, lanjut Usman, proses demokrasi bisa menyantukan berbagai perbedaaan di tataran masyarakat. Usman juga berhaap agar Pemilu 2024 berjalan lancar dan rakyat bisa menggunakan hak pilih dengan mendatangi lokasi tempat pemungutan suara (TPS).

Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menyampaikan pameran foto dan kliping berita itu merepresentasikan pemilu di tiga fase yakni orde lama, orde baru, dan era reformasi.

Advertisement

Masyarakat bisa mengetahui proses demokrasi pada tiga fase itu melalui foto dan kliping berita. Teguh berharap pers memegah teguh sikap independen, berimbang, dan netral dalam mengawal pemilu.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif