Langganan

Remaja Meninggal di Ngemplak Boyolali Sempat Diculik, Keluarga Lapor ke Polisi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 31 Juli 2024 - 12:20 WIB

ESPOS.ID - Polisi melakukan olah TKP lokasi penemuan jasad remaja berinisial AS di rumah neneknya di Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, Rabu (31/7/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Esposin, BOYOLALI -- Keluarga remaja pria berinisial AS, 16, yang ditemukan meninggal dunia di rumah neneknya, Dukuh Grasak RT 003/RW 005, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Selasa (30/7/2024) sore, melapor ke polisi.

Keluarga menilai AS meninggal tak wajar sehingga melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Ayah AS, Darmudi, mengungkapkan sebelum ditemukan meninggal dunia, anaknya sempat dua kali diculik. Penculikan pertama terjadi sekitar dua pekan lalu dan kedua pada Sabtu (27/7/2024).

Advertisement

"Awalnya itu anak saya buat status WA. Lalu ada yang lapor ke temennya yang seorang pesilat, terus enggak terima. Terus anak saya diculik dengan paksa," ujar Darmudi saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (31/7/2024).

Ia mengatakan dua pekan lalu ada beberapa orang yang mendatangi rumah ibu mertuanya atau nenek korban di Grasak RT 003/RW 005, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, untuk menemui korban namun tidak ketemu.

Advertisement

Ia mengatakan dua pekan lalu ada beberapa orang yang mendatangi rumah ibu mertuanya atau nenek korban di Grasak RT 003/RW 005, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, untuk menemui korban namun tidak ketemu.

Beberapa orang itu lalu mendatangi rumah Darmudi untuk mencari AS di Manggung akan tetapi juga tidak bertemu. "Sebenarnya saya tidak tahu mereka mau menculik anak saya. Saya awalnya mengira mereka itu teman anak saya," kata dia.

Ia menjelaskan tak lama kemudian anaknya dibawa ke Nogosari oleh orang yang mencarinya lalu dihajar. Kemudian sang anak dipulangkan oleh orang yang berbeda. Darmudi tak paham betul kejadian tersebut karena anaknya tidak mau mengaku dan cenderung bungkam.

Advertisement

"Cerita ke ibunya kalau dihajar bagian dada dua kali. Tapi memang tidak bercerita sakit atau enggak," kata dia. Darmudi mendapatkan kabar sang anak meninggal dunia pada Selasa sore sekitar pukul 17.00 WIB. Akan tetapi, Darmudi mengaku tak tahu pasti penyebab meninggalnya sang anak yang masih remaja itu.

AS ditemukan kali pertama oleh ibu mertuanya atau nenek AS, Waginah, saat memanggilnya beberapa kali untuk makan. Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlentang. Ditanya apakah ada luka pada tubuh anaknya, Darmudi mengaku tidak tahu karena dia tidak tega melihat kondisi sang anak.

Barang Bukti

"Anak saya depresi atau takut atau seperti apa saya enggak tahu, soalnya hanya diam," kata dia. Darmudi mengatakan atas kejadian tersebut, keluarga melapor ke polisi. Ia meminta kepolisian mengusut tuntas kejadian itu.

"Mohon diusut tuntas dan beri keadilan, apa itu [penyebab meninggal] dihajar orang atau depresi. Penyebab pasti dia meninggal saya tidak tahu. Tapi sudah dua kali dihajar orang, orangnya itu mengancam kalau anak saya enggak ikut latihan [silat] bakal dihajar, dicari terus," jelasnya.

Advertisement

Saat polisi melakukan olah TKP, Darmudi mengungkapkan ada beberapa barang yang dibawa seperti bungkusan racun tikus, beberapa plastik, dan wadah mirip semiran rambut.

Darmudi menjelaskan AS adalah anak kedua dari empat bersaudara. Kesehariannya AS bekerja serabutan mulai cari cacing untuk pakan lele, bersih-bersih kebun, dan sebagainya. Korban sehari-hari tidur di rumah neneknya di Kismoyoso sedangkan saat siang ikut bekerja dengannya.

Sebelumnya diberitakan, seorang remaja pria berinisial AS, 16, ditemukan meninggal dunia di rumah neneknya, Dukuh Grasak RT 003/RW 005, Desa Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, Selasa (30/7/2024) sore.

Advertisement

“Polsek Ngemplak mendapatkan laporan terkait adanya orang meninggal dunia di rumah pada Selasa malam sekitar pukul 19.00 WIB,” kata Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi Prihanto, kepada Esposin, Rabu (31/7/2024).

Untuk mengetahui penyebab kematian korban, polisi masih menunggu hasil autopsi. Arif menjelaskan polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan saat ini masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian korban.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi dan menunggu hasil penyelidikan resmi dari pihak kepolisian,” ujarnya. Arif Mudi mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh informasi yang belum terverifikasi.

“Kami akan memberikan informasi lebih lanjut setelah hasil autopsi keluar dan penyelidikan kami selesai,” tambah AKP Arif.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif