Langganan

Remaja Ditemukan Meninggal di Ngemplak Boyolali, Polisi Tetapkan 4 Tersangka - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 31 Juli 2024 - 21:08 WIB

ESPOS.ID - Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi (kanan), didampingi Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi Prihanto, saat memberikan keterangan terkait penetapan empat tersangka kasus meninggalnya remaja Ngemplak di Polres Boyolali, Rabu (31/7/2024) malam. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Esposin, BOYOLALI -- Aparat Polres Boyolali menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus meninggalnya remaja berinisial AS, 16, di Dukuh Grasak RT 003/RW 005, Desa Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, Selasa (30/7/2024) sore.

Penetapan tersangka itu berdasarkan hasil autopsi yang selesai dilakukan pada Rabu (31/7/2024) sore. Hasil autopsi menyimpulkan AS mati lemas akibat luka pada bagian tubuh.

Advertisement

Dari hasil autopsi ditambah keterangan saksi itu polisi kemudian melakukan gelar perkara dan menetapkan empat orang sebagai tersangka.

Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi, mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Muhammad Yoga, menyampaikan berdasarkan informasi masyarakat, korban meninggal karena sesuatu ketidakwajaran.

Advertisement

Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi, mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Muhammad Yoga, menyampaikan berdasarkan informasi masyarakat, korban meninggal karena sesuatu ketidakwajaran.

Joko menjelaskan Satreskrim Polres Boyolali dan Polsek Ngemplak telah melakukan pengecekan tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jenazah, olah TKP, dan pemeriksaan saksi-saksi.

"Pada hari ini kami sudah melakukan autopsi di RSUD dr Moewardi. Telah selesai pukul 15.00 WIB tadi. Dari hasil autopsi tersebut dan klarifikasi saksi-saksi, untuk perkara ini kami tingkatkan ke tahap penyidikan karena ada indikasi korban meninggal akibat kekerasan yang dialami," jelasnya dalam konferensi pers di Polres Boyolali, Rabu (31/7/2024) malam.

Advertisement

"Malam ini kami sudah melakukan gelar perkara untuk penetapan tersangka. Dari hasil gelar perkara, untuk sementara kami sudah menetapkan empat orang tersangka. Ada dua orang dewasa dan dua anak-anak, malam ini langsung kami lakukan pemeriksaan," kata dia.

Ia menjelaskan keempat tersangka itu adalah bagian atau anggota dari salah satu perguruan silat. Joko menjelaskan korban dianiaya beberapa kali. Soal informasi yang beredar bahwa korban diculik, ia mengungkapkan korban sempat dijemput pada 16 Juli 2024.

Pada proses penjemputan sudah ada kekerasan di beberapa tempat. "Kemudian berlanjut di hari Jumat tanggal 26 Juli 2024. Jadi beberapa kali di beberapa tempat, korban mengalami kekerasan," kata dia.

Motif Penganiayaan

Mengenai motif penganiayaan, Joko mengatakan masih dalam penyelidikan kepolisian. Seperti diberitakan sebelumnya, remaja pria berinisial AS, 16, ditemukan meninggal dunia di rumah neneknya, Dukuh Grasak RT 003/RW 005, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Selasa (30/7/2024) sore.
Advertisement

Keluarga menilai AS meninggal tak wajar sehingga melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Ayah AS, Darmudi, mengungkapkan sebelum ditemukan meninggal dunia, anaknya sempat dua kali diculik. Penculikan pertama terjadi sekitar dua pekan lalu dan kedua pada Sabtu (27/7/2024).

“Awalnya itu anak saya buat status WA. Lalu ada yang lapor ke temennya yang seorang pesilat, terus enggak terima. Terus anak saya diculik dengan paksa,” ujar Darmudi saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (31/7/2024).

Ia mengatakan dua pekan lalu ada beberapa orang yang mendatangi rumah ibu mertuanya atau nenek korban di Grasak RT 003/RW 005, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, untuk menemui korban namun tidak ketemu.

Advertisement

Beberapa orang itu lalu mendatangi rumah Darmudi untuk mencari AS di Manggung akan tetapi juga tidak bertemu. “Sebenarnya saya tidak tahu mereka mau menculik anak saya. Saya awalnya mengira mereka itu teman anak saya,” kata dia.

Ia menjelaskan tak lama kemudian anaknya dibawa ke Nogosari oleh orang yang mencarinya lalu dihajar. Kemudian sang anak dipulangkan oleh orang yang berbeda. Darmudi tak paham betul kejadian tersebut karena anaknya tidak mau mengaku dan cenderung bungkam.

Ia juga bertanya apakah sang anak sakit, tapi AS juga hanya diam. Namun, AS sempat menceritakan kejadian yang dialaminya kepada ibunya. Setelah diculik dan dihajar sekitar dua pekan lalu, lanjut Darmudi, AS kembali diculik dan dihajar sekitar Sabtu malam.

“Cerita ke ibunya kalau dihajar bagian dada dua kali. Tapi memang tidak bercerita sakit atau enggak,” kata dia. Darmudi mendapatkan kabar sang anak meninggal dunia pada Selasa sore sekitar pukul 17.00 WIB. Akan tetapi, Darmudi mengaku tak tahu pasti penyebab meninggalnya sang anak yang masih remaja itu.

AS ditemukan kali pertama oleh ibu mertuanya atau nenek AS, Waginah, saat memanggilnya beberapa kali untuk makan. Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlentang. Ditanya apakah ada luka pada tubuh anaknya, Darmudi mengaku tidak tahu karena dia tidak tega melihat kondisi sang anak.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif