by Magdalena Naviriana Putri - Espos.id Solopos - Rabu, 23 Februari 2022 - 12:04 WIB
Esposin, BOYOLALI — Relawan Kereto Jowo merupakan komunitas yang digagas warga Dukuh Kanoman, Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, dan telah berkiprah sejak beberapa tahun lalu.
Penasihat Relawan Kereto Jowo, Sumali, 58, saat ditemui wartawan, Minggu (20/02/2022), di Kanoman, menjelaskan Kereto Jowo sendiri hadir dari keresahan masyarakat sekitar terkait penguburan jenazah pada saat pandemi di Kanoman. Pada saat itu, lanjut dia, awalnya Kereto Jowo hanya membantu penguburan jenazah.
Dia membeberkan nama Kereto Jowo terinspirasi dari sebuah lagu dengan judul yang sama. Menurutnya, selain sebagai bentuk program Jogo Tonggo saat pandemi, Sumali juga berharap gerakan ini menjadi bagian dalam penataan sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat.
Baca juga: Kedelai & Minyak Goreng Mahal, Penjual Gorengan Boyolali Coba Bertahan
Baca juga: Kedelai & Minyak Goreng Mahal, Penjual Gorengan Boyolali Coba Bertahan
Sumali menjelaskan gerakan ini sifatnya meringankan sesama sehingga menurutnya tidak ada paksaan donatur ingin memberikan dalam bentuk apa pun. “Tidak ada paksaan pokoknya seikhlasnya,” ujarnya.
Sumali menceritakan donatur awalnya didapatkan lewat komunikasi melalui grup oleh warga setempat. “Misalnya dulu butuh uang untuk penyemprotan [desinfektan] hanya menawarkan di grup whatsapp siapa yang mau memberikan donasi, dari orang tua sampai anak-anak ada yang ngasih,” jelasnya.
Sumali juga menyampaikan Relawan Kereto Jowo memiliki struktur yang lengkap dengan banyaknya partisan yang terlibat. Dia menambahkan Kereto Jowo bahkan juga punya seksi keagamaan sehingga sering mengadakan pengajian.
Penasihat Kereto Jowo, Kusnindar, 50, menceritakan kegiatan yang dilaksanakan relawan sekarang ini, tidak hanya seputar penguburan jenazah melainkan kegiatan sosial lain juga diakomodasi oleh Kereto Jowo.
“Sekarang ini kegiatannya lebih beragam, seperti mengadakan pembagian takjil, pembagian sembako, pengecoran jalan, kerja bakti serta mancing gratis juga ada,” ceritanya saat ditemui wartawan. Selain donatur Kereto Jowo juga memanfaatkan Bendung Irobayan sebagai pemasukan.
Baca juga: Asal Usul Tari Topeng Ireng, Wajah Budaya Lereng Merbabu Boyolal
Hal tersebut dilakukan dengan bekerja sama dari warga setempat ketika ada kegiatan di bendungan. “Biasanya hanya diambil dari tiket parkir, kerjasama [wahana] bebek-bebekan dengan warga nanti bagi hasil. Hasilnya dikembalikan lagi untuk masyarakat juga,” ucap Kusnindar.
Kusnindar juga menambahkan bagi hasil tidak selalu berwujud uang melainkan juga pembagian sembako, membantu yang sakit, atau dibuatkan kegiatan. Selain itu, menurutnya, antusias warga juga terlihat saat pembelian kaus untuk seragam.
“Seragam [kaus] awalnya hanya kita cetak 100 ternyata kurang, ada yang mau, dan minta dibuatkan lagi katanya berbayar juga tidak masalah,” ucapnya. Sehingga relawan Kereto Jowo semakin besar karena hampir seluruh warga Kanoman ikut terlibat.
Baca juga: Makam Beteng Boyolali Diresmikan Jadi Wisata Religi untuk Umum