by Arif Fajar Setiadi - Espos.id Solopos - Kamis, 19 Agustus 2021 - 02:02 WIB
Esposin, SOLO – Epidemiolog dan dokter RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Adtyanto, mengatakan dengan capaian vaksinasi yang masih rendah maka PT KAI harus mengakomodir penumpang yang belum vaksin dengan membuat aturan tambahan.
“Kalau di Jakarta mungkin capaian vaksinasi sudah cukup tinggi, namun di Solo saya kira masih rendah. Untuk itu perlu aturan tersendiri dari PT KAI untuk mengakomodir penumpang yang belum vaksin,” ujar dr. Tonang saat menjadi narasumber Solopos talkshow virtual, Merdeka Bertranportasi, Rabu (18/8/2021) malam.
Selain Epidemiolog dan dokter RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Adtyanto ada juga juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Serta Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno.
Baca juga: KRL Akses Permudah Penumpang Menikmati Layanan KCI
Baca juga: KRL Akses Permudah Penumpang Menikmati Layanan KCI
Hadir juga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebagai key note speaker. Direktur Utama (Dirut) PT KAI, Didiek Hartantyo dan Plt Dirut KCI, Roppiq Lutzfi Azhar. Komunitas pengguna moda transportasi/Pramekers, Yusticia Ida.
Selain itu, ada juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka diwakili Kepala Dishub Solo Hari Prihatno dan Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti.
Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, 216 Pasar Tradisional Jateng Ditata
“Selain itu PT KAI jangan tanggung dalam penerapan syarat vaksin. Jangan hanya vaksin dosis pertama namun keseluruhan termasuk dosis dua,” jelasnya.
Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan syarat vaksin yang diterapkan PT KAI itu untuk mengurangi positif rate. Karena mobilitas masyarakat itu ancaman terselubung penularan Covid-19.
Baca juga: Menhub: Transportasi Terintegrasi Menggerakan Ekonomi Masyarakat
“Selain vaksin, penggunaan masker atau menaati 3M, kemudian 3T mampu menurunkan positif rate. Saat ini juga kami sedang membahas mengenai penerapan zona merah, kuning, hijau untuk transportasi,” ujarnya.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, selama pandemi memang angkutan umum dijauhi. Karena calon penumpang khawatir tertular Covid-19 jika menggunakan transportasi umum termasuk kereta api.
“Namun dengan penerapan protokol kesehatan [prokes] cukup ketat, akan member kenyamanan, keamanan penumpang. Jika KRL selain keamanan dan kenyamanan, juga cepat dan murah,” imbuh Djoko.