by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Rabu, 17 Juni 2020 - 20:00 WIB
Selain PSK, rapid test massal terkait Covid-19 juga diikuti puluhan pedagang di Pasar Nglangon. Penjelasan itu disampaikan Lurah Pasar Nglangon Sragen, Margono, saat ditemui Esposin, di sela-sela pelaksanaan rapid test, Rabu siang.
Margono menyebut ada dua orang PSK yang mengikuti rapid test dengan didampingi petugas. Dia menyebut dua PSK itu bukan warga asli Nglangon tetapi pendatang dari luar daerah.
“Saya sering patroli di pasar ini saat sore dan malam hari. Saya lihat aktivitas PSK sudah berkurang dratis sampai 90%. Kami bersama kepolisian dan ketentaraman dan ketertiban berpatroli terus selama wabah Covid-19 dan sekarang situasinya hampir tutup karena 90% tak beroperasi,” ujar Margono.
“Saya sering patroli di pasar ini saat sore dan malam hari. Saya lihat aktivitas PSK sudah berkurang dratis sampai 90%. Kami bersama kepolisian dan ketentaraman dan ketertiban berpatroli terus selama wabah Covid-19 dan sekarang situasinya hampir tutup karena 90% tak beroperasi,” ujar Margono.
Jarang Disorot, Ini Sosok Dian Ekawati Istri Didi Kempot
Margono sebenarnya hanya menerima pendaftaran sebanyak 38 pedagang tetapi dalam pelaksanaannya diikuti lebih dari 50 orang.
So Sweet! Dian Ekawati Temani Didi Kempot Rilis Stasiun Balapan
Satu keluarga pedagang Pasar Nglangon sempat ikut rapid test di menit-menit terakhir. Mereka adalah sepasang suami istri dan satu anak. Anak laki-laki itu sempat menangis saat diambil sampel darahnya karena takut.
“Kami ikut rapid test untuk jaga-jaga karena aktivitas kami sebagai pedagang sering berinteraksi dengan banyak orang. Kami bersama suami ingin tahu hasilnya bagaimana,” ujar Sumini, 43, pedagang sandal dan sepatu di pasar setempat.
Sementara itu rapid test massal di Mapolres Sragen berjalan lancar. Seorang polisi sampai mengeluarkan keringat dingin saat diambil sampel darahnya karena takut.
Mudik dari Cikarang, Bakul Mi Ayam di Wonogiri Positif Covid-19
Anggota Satuan Intelijen dan Keamanan (Satintelkam) Polres Sragen Bowo mengaku takut saat diambil sampel darahnya. Petugas kesehatan dari DKK Dani sampai kesulitan mencari pembuluh darahnya saat hendak mengambil sampel. Dani harus memeriksa tiga lokasi pada kedua tangan Bowo untuk menemukan pembuluh darahnya.
“Iya, saya takut beneran. Dulu saat ambil pen pada tangan saja, saya minta dibius total karena takutnya,” kata Bowo saat berbincang dengan Esposin, Rabu pagi.