by Luthfi Shobri Marzuqi - Espos.id Solopos - Rabu, 2 Maret 2022 - 05:33 WIB
Esposin, WONOGIRI—PSHT Cabang Wonogiri terus mengadakan pembenahan internal. Pembenahan dilakukan untuk menghadapi kompetisi pencak silat dan memperbaiki kesan di masyarakat.
Ketua PSHT Cabang Wonogiri, Joko Priyanto, mengatakan akhir-akhir ini pandangan publik terhadap PSHT negatif karena indentik dengan berkelahi. Kesan tersebut beberapa kali menyebabkan PSHT sering dilarang mengikuti laga pencak silat.
Oleh karenanya, sambung Joko, PSHT Cabang Wonogiri tak memasang target dalam laga-laga pencak silat mendatang, meski pendidikan dan latihan (diklat) tetap dijalankan.
Baca Juga: Seabad PSHT, Cabang Wonogiri Siap Sumbang 500 Kantong Darah
"Jadi, mindset-nya akan kami ubah bahwa PSHT melaksanakan memayu hayuning bawana, dalam artian terus memelihara perdamaian, alam, dan sebagainya. Nilai itu yang harus diimplementasikan warga PSHT di masyarakat," ujar Joko Priyanto saat ditemui Esposin, Senin (28/2/2022).
Pernyataan itu sekaligus menjadi harapan PSHT yang pada 2022 ini menginjak usia 100 tahun atau disebut sebagai Terate Emas.
Guna meraih prestasi, Joko Priyanto mengatakan PSHT mengadakan diklat setiap sepekan sekali di SMPN 1 Selogiri. "Sudah sejak sekitar satu tahun lalu [diklat]. Tujuannya, kami ingin mempersiapkan atlet pencak silat untuk berkompetisi di tingkat nasional maupun provinsi," kata Joko Priyanto
Baca Juga: PSHT, PSH Winongo, Ini 11 Perguruan Silat Peserta Kejuaraan Pencak Silat Wonogiri
Pada kejuaraan dunia pencak silat periode sebelumnya, sambung Joko, PSHT Cabang Wonogiri turut sebagai perwakilan dan menyabet gelar juara III.
Diklat tersebut dilaksanakan jauh-jauh hari agar PSHT tak kaget apabila ada event baru yang diadakan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Wonogiri.
"Istilahnya, biar kami tidak perlu grabyakan menyiapkan," imbuh Joko.