by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Rabu, 6 Oktober 2021 - 16:57 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Pemkab Sukoharjo bersiap mengantisipasi lonjakan permintaan elpiji khususnya elpiji bersubsidi tabung 3 kg menyusul aturan PPKM yang makin longgar.
Saat ini, rata-rata penyaluran elpiji 3 kg di Sukoharjo mencapai 900.000 tabung per bulan. Tingkat permintaan elpiji diperkirakan meningkat seiring berbagai pelonggaran usaha dan kegiatan masyarakat.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Sukoharjo, Bambang Pujiana EW, mengatakan alokasi kuota harian elpiji 3 kg sebanyak 28.979 tabung. Dalam sebulan, rata-rata realisasi penyaluran epiji 3 kg di 167 desa/kelurahan sekitar 900.000 tabung per bulan.
Baca Juga: Wisata Sukoharjo Boleh Buka, Anak 12 Tahun ke Bawah Belum Bisa Masuk
Baca Juga: Wisata Sukoharjo Boleh Buka, Anak 12 Tahun ke Bawah Belum Bisa Masuk
“Kami menjamin stok elpiji 3 kg aman sampai akhir tahun. Masih ada stok elpiji cadangan yang bisa digunakan saat permintaan elpiji benar-benar tinggi,” katanya saat ditemui Esposin di kantornya, Rabu (6/10/2021).
Di Sukoharjo, terdapat 18 agen dan 1.227 pangkalan elpiji 3 kg yang tersebar di 12 kecamatan. Tim Disdagkop dan UKM Sukoharjo selalu mengecek dan mengawasi penyaluran elpiji 3 kg secara berkala.
Baca Juga: Bikin Bangga, Kontestan Bintang Pantura Ternyata Asal Sukoharjo
Resepsi pernikahan juga diizinkan dengan jumlah tamu undangan maksimal 50 orang. Apabila tingkat permintaan melonjak, Pemkab Sukoharjo akan mengajukan penambahan alokasi kuota harian elpiji 3 kg ke Pertamina.
“Tingkat konsumsi elpiji 3 kg melonjak tajam lantaran dipengaruhi penerapan sistem kerja work from home [WFH] dan belajar di rumah akibat Covid-19. Masyarakat beraktivitas di dalam rumah yang berimplikasi pada peningkatan konsumsi elpiji 3 kg,” ujarnya.
Baca Juga: Meski Ada Pagebluk, Warga Sukoharjo Tetap Rajin Bayar PBB
Biasanya, lanjut Bambang, penambahan alokasi kuota harian elpiji 3 kg dilakukan saat momentum hari libur keagamaan seperti Lebaran dan Natal. Bambang lantas berkoordinasi dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Solo ihwal penambahan alokasi elpiji 3 kg.
Seorang warga Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Andi Setiawan, mengatakan pemanfaatan subsidi elpiji 3 kg tak tepat sasaran. Faktanya, banyak kalangan masyarakat menengah ke atas membeli elpiji 3 kg untuk memasak setiap hari.
Banyak pula restoran berskala besar yang memborong elpiji 3 kg untuk memasak makanan yang dipesan pelanggan. Padahal, subsidi elpiji 3kg diperuntukkan masyarakat berpenghasilan rendah untuk menjaga kelangsungan hidupnya.