by Chrisna Chaniscara - Espos.id Solopos - Minggu, 26 September 2021 - 22:00 WIB
Esposin, SOLO -- Komunitas pencinta kucing Soloraya, Rumah Difabel Meong (Rudimeong), menyebut populasi kucing jalanan meningkat selama pandemi virus corona. Mengadopsi kucing jalanan dinilai menjadi langkah untuk menekan problem kelebihan populasi hewan tersebut.
Apalagi, kucing jalanan yang sakit dan kelaparan cenderung bertambah menyusul pandemi Covid-19 yang sempat melumpuhkan sektor ekonomi. Adopsi kucing jalanan juga mengajarkan kasih sayang antarsesama makhluk hidup.
Karena itu lah, Rudimeong gencar mendorong masyarakat mengadopsi kucing jalanan. Salah satunya dilakukan melalui kampanye Setop Beli Kucing yang digelar di perempatan Ngarsapura, Jl Slamet Riyadi depan Es Krim Tentrem, Solo, Minggu (26/9/2021).
Baca Juga: Pertandingan Pembuka Liga 2 di Stadion Manahan Solo Dijaga 350 Polisi
Baca Juga: Pertandingan Pembuka Liga 2 di Stadion Manahan Solo Dijaga 350 Polisi
Belasan anggota Rudimeong berpartisipasi dalam kampanye tersebut. Rudimeong mengajak sejumlah rescuer (adopter/penyelamat kucing jalanan) untuk berbagi pengalaman pada kegiatan tersebut.
“Kami melihat pandemi Covid-19 membuat populasi kucing jalanan semakin bertambah. Rata-rata kucing ini kurus dan punya penyakit,” ujar pegiat Rudimeong, Yulia Damayanti, saat ditemui Esposin di sela acara.
Baca Juga: Unik! Ada Ormas Bernama Polokendho di Soloraya, Apa Saja Kegiatannya?
Menurutnya, perlu keterlibatan masyarakat umum pencinta kucing untuk turut membantu mencari solusi menekan populasi dengan cara mengadopsi kucing jalanan.
“Kalau bisa mengadopsi, kenapa harus beli? Kami ingin menyampaikan bahwa semua bisa menjadi rescuer. Banyak kawan kami seperti ibu rumah tangga yang mereka pun bisa merawat kucing jalanan,” katanya.
Baca Juga: Ada DPC PDIP di Jateng Dukung Ganjar, Ini Komentar Wawali Solo
Mira Tania, warga Colomadu, Karanganyar, menjadi salah satu pencinta kucing yang kerap mengadopsi kucing jalanan. Salah satu kucing yang diadopsinya bahkan punya penyakit kronis yakni sinusitis.
Kucing tersebut tak bisa makan dan minum sendiri, harus dispet. Hidungnya pun selalu mengeluarkan darah ketika penyakitnya kambuh. Mira mengaku sudah tujuh bulan merawat kucing bernama Abang itu.
"Meskipun perawatannya mahal dan repot, saya tidak tega mau melepas Abang. Sudah saya anggap anak sendiri, ada ikatan batin,” ujar Mira yang sehari-hari bekerja membuat telur asin.
Mira mengajak warga untuk turut peduli dengan kucing jalanan. “Cara termudah ya mengadopsi,” ujarnya.