by Bony Eko Wicaksono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Jumat, 6 Januari 2017 - 22:00 WIB
Esposin, SUKOHARJO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sukoharjo pernah beberapa kali dimintai memfasilitasi pertemuan antara Yarsis maupun Yayasan Wakaf Rumah Sakit Islam Surakarta (YWRSIS), namun kedua kubu menolak damai.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sukoharjo, Ihsan Muhadi, enggan berkomentar banyak ihwal polemik Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) di Pabelan, Kartasura. Ihsan mengaku kedua kubu baik Yarsis maupun Yayasan Wakaf Rumah Sakit Islam Surakarta (YWRSIS) pernah dimintai saran atau masukan untuk menyelesaikan masalah itu.
Namun, Ihsan enggan membeberkan secara jelas kisruh di RSIS dari sudut pandang hukum Islam. “Saya tak berani memberikan pandangan, mungkin pengurus MUI Sukoharjo lainnya saja. Kedua kubu memang pernah menghubungi saya,” kata dia, Jumat (6/1/2017)..
Wakil Ketua MUI Sukoharjo, Guntur Subiyantoro mengungkapkan telah beberapa kali memfasilitasi pertemuan antara kedua kubu untuk membahas penyelesaikan polemik RSIS. Kala itu, pengurus MUI berharap kedua kubu berdamai atau islah sehingga kasus sengketa RSIS dapat diselesaikan.
Kenyataannya, kedua kubu berkukuh berhak memiliki RSIS. “Solusi alternatifnya adalah berdamai. Sudah pernah difasilitasi dengan menggelar pertemuan namun kedua kubu tak ada yang mau mengalah. Tak hanya MUI Sukoharjo, MUI Kota Solo juga pernah melakukan hal serupa namun tak membuahkan hasil,” papar dia.
Polemik RSIS sangat merugikan dokter, karyawan serta para pasien rumah sakit. Selain itu, umat muslim juga menjadi korban polemik berkepanjangan yang tak kunjung berhenti. Umat Islam tak bisa memanfaatkan layanan kesehatan di RSIS.