Piala Sukowati 2016, antara LDII Selection Vs PSIR Rembang berakhir rusuh.
Esposin, SRAGEN — Piala Sukowati LDII Selection vs PSIR Rembang 2016 diwarnai kerusuhan, di Stadion Taruna Sragen, Minggu (24/4/2016) sore.
Setelah berdebat panjang, pelatih PSIR Haryanto memberi saran kepada Pengawas pertandingan Untung Darmadi dan Panpel agar segera mengambil keputusan terbaik. Sesaat menjelang pukul 18.30 WIB, wasit meniup peluit panjang dua kali sebagai tanda pertandingan tidak dilanjutkan dan dinyatakan selesai. (Baca: Pemain Layangkan Bogem Mentah)
Pelatih PSIR, Haryanto, tidak keberatan dengan keputusan Pengawas Pertandingan dan Panpel. Haryanto mengaku kekalahan itu menjadi jalan terbaik. Dia menilai wasit tidak tegas ketika terjadi insiden yang mengakibatkan pemain PSIR terluka.
“Ya, paling tidak kehadiran kami dalam turnamen Piala Sukowati bisa menghibur warga Sragen. Kami sebenarnya ingin menunjukkan permainan yang cantik tetapi wasit tidak fair ya jadi enggak enak kan?” ujarnya.
Terpisah, Pelatih LDII Selection, Joko Rus, melihat masing-masing kesebelasan, LDII vs PSIR mengeluarkan pemain-pemain handal dari divisi utama.
“Setelah insiden itu sebenarnya Fahrudin tidak ada masalah. Memang ada pemain di LDII yang luka tapi tidak apa-apa. Selama turnamen berlangsung tim kami berusaha menjaga sportivitas,” ujar dia.
Sebelum pertandingan dimulai perwakilan kedua kesebelasan sudah menyatakan ikrar untuk meminimalisasi gesekan suporter dan menjaga sportivitas di dalam dan di luar lapangan. Namun ikrar yang disaksikan Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo, Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman, dan perwira Kodim 0725/Sragen diabaikan.
Kapolres menerjunkan 150 personel untuk mengamankan pertandingan itu. Personel pengendalian massa di bawah koordinasi Kabag Ops Polres Sragen Kompol Joni Susilo turun tangan hingga menjamin keamanan tim PSIR Rembang. Hujan deras yang mengguyur membuat sterilisasi stadion berjalan lambat. PSIR pulang paling belakang setelah massa LDII bersih.