by Hijriyah Al Wakhidah Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 9 Januari 2017 - 15:40 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Petani cabai di Boyolali sambat karena tak bisa menikmati kenaikan harga cabai di pasaran. Mereka mengeluhkan kualitas cabai yang buruk akibat tingginya curah hujan sehingga tak mampu mengikuti kenaikan harga komoditas tersebut.
“Sudah panen lima kali, tapi sama pengepul cabai keriting hasil panen saya hanya dihargai Rp30.000/kilogram. Katanya cabainya tidak bagus, jadi tidak mau kasih harga tinggi,” kata petani asal Desa Randusari, Kecamatan Teras, Suratin, 43, Suratin, saat berbincang dengan Esposin, Senin (9/1/2017).
Dia menanam cabai merah keriting pada lahan seluas 3.000 meter persegi. Saat ini, Suratin sudah memanen cabai hingga lima kali.
Produktivitas hasil panen juga menurun. Jika saat kondisi baik dia bisa memperoleh minimal 1 kuintal cabai sekali panen. Namun, untuk musim ini, rata-rata hanya 18 kilogram sekali panen.
Dia pun pesimistis bisa mendapatkan keuntungan pada musim tanam kali ini. Petani asal Dukuh Barengan, Desa Teras, Warso, 53, mengatakan harga cabai meroket saat petani di Desa Teras lepas masa panen raya.
“Masa panen cabai di sini sudah lewat, jadi petani tidak ikut menikmati kenaikan harga cabai.”
Sementara Mulyono, 46, petani lain, justru baru memulai tanam cabai. “Mungkin baru dua bulan lagi bisa panen. Saya tidak tahu apakah nanti harganya masih sebagus saat ini atau tidak?” ujar Mulyono.
Pemilik warung makan di Pengging, Yatmi, menyampaikan harga cabai di Pasar Pengging sudah mencapai Rp100.000/kilogram. “Kadang saya pilih belanja ke Pasar Legi Solo, di sana masih Rp95.000/kilogram,” tutur Yatmi.