by Redaksi - Espos.id Solopos - Minggu, 11 Desember 2011 - 18:20 WIB
Hal ini ditunjukkan pada Minggu (11/12/2011) di Lapangan Mojosongo, Jebres, Solo. Skenario dimulai dengan aksi dua orang pelajar yang terlibat adu mulut. Sepersekian detik kemudian, keduanya seperti berada di atas arena ring tinju. Mereka saling menghantam, mencakar, menendang, dan berguling-guling.
Pertarungan tanpa kemenangan itu, tiba-tiba berubah menjadi tawuran massal. Ratusan pelajar dari masing-masing kubu terlibat bentrok di lapangan bebas. “Ayo ke sini kalau berani!! Tak pecah ndhasmu!” tantang anggota salah satu kubu dengan beringas sebelum tawuran pecah.
Di tengah situasi yang genting itu, ratusan petugas Linmas dengan formasi tombak bergerak membelah massa yang kesetanan. “Mundur...!!Mundur!!” pekik pasukan Linmas sambil mendorong massa. Upaya Linmas nampaknya belum berhasil 100%. Tibalah mobil penyemprot air atau water cannon meluncur dengan sirene meraung-raung. Semburan air dengan kuatnya langsung menerobos dan membuyarkan massa yang bentrok itu.
“Tangkap provokatornya!!” pekik komandan Linmas menyaksikan massa kocar-kacir. Aksi kejar-kejaran pun akhirnya menjadi adegan yang tak kalah menegangkan. Kali ini, sejumlah pelajar ditemukan tergeletak di tengah lapangan yang becek. Mobil ambulans langsung meluncur kencang. Petugas medis bergegas keluar dan lari tergopoh-gopoh membawa tandu.
Itulah simulasi yang diperagakan para Linmas di Kota Solo sebagai upaya antisipasi ketika sewaktui-waktu meletus bencana sosial. “Semoga saja, di Kota Solo tak ada tawuran pelajar,” harap Joko Widodo, Kasi Linmas Kesbangpolinmas Solo.
Ya, simulasi yang diikuti para Linmas perwakilan 51 kelurahan se-Solo tersebut sungguh menjadi tontonan menarik anak-anak kecil dan warga sekitar. Tentu saja, simulasi itu bukan mencontohkan kepada warga cara tawuran yang sehat. Melainkan, untuk melatih kesiapan para Linmas di Kota Solo serta meningkatkan kecakapannya dalam menjaga keamanan Kota Berseri ini.
Aries Susanto