by Cahyadi Kurniawan - Espos.id Solopos - Kamis, 28 Oktober 2021 - 09:32 WIB
Esposin, BOYOLALI–Moderasi dalam beragama harus diperkuat demi meningkatkan kerukunan dan persatuan. Rendahnya sikap yang moderat ini terjadi lantaran ada fanatisme berlebihan dalam beragama.
Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, mengatakan ada beberapa kondisi sosial di mana sikap moderasi ini terindikasi rendah. Salah satunya adalah ada juga orang yang ingin membenturkan pandangan agamanya dengan budaya lokal yang ada seperti sedekah laut, nyadran, dan lainnya.
Lalu, ada penolakan pendirian rumah ibadah hingga muncul kelompok-kelompok yang mengganti ideologi negara. Hal ini mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: Wonogiri Usulkan Kuota Gas Melon 2022 Naik 6 Persen
Baca Juga: Wonogiri Usulkan Kuota Gas Melon 2022 Naik 6 Persen
“Perbedaan paham ini menjadikan bibit-bibit radikalisme. Saya yakin kita semua di sini sepakat menentang radikalisme," kata Irawan, saat memberikan sambutan dalam rapat kordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Soloraya bertajuk Moderasi Beragama Bagi Tokoh Agama Dalam Rangka Menjaga Kerukunan Intern dan Antaragama di Pendapa Gede, Kompleks Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali, Rabu (27/10/2021).
Pria yang akrab disapai Iwan ini menyebutkan bibit-bibit radikalisme dimulai dari fanatisme berlebihan dalam beragama. Hal ini membutuhkan peran FKUB dalam mengatasi masalah ini dan membumikan agama menjadi lebih moderat.
Baca Juga: Depo Limbah Medis Rp1,5 Miliar Dibangun di TPA Sampah Troketon Klaten
“Karena dalam beragama sudah mengandung prinsip moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan. Namun, cara seseorang beragama harus didorong di jalan tengah atau dimoderasi karena bisa tidak adil, ekstrem, dan berlbihan,” ujar Iwan.
Iwan mengajak kepada masyarakat agar menjadi orang yang moderat dalam beragama. Sikap mendorong lahirnya tidak berlebihan dalam beragama dan juga tidak menyepelekan agama. Orang moderat akan menyeimbangkan kepentingan kemanusian dengan kepentingan subjektifnya dalam beragama.
“Maka peran strategis FKUB perlu didorong dalam penyebarluasan moderasi beragama di kalangan umat sehingga dapat mencegah konflik dan radikalisme beragama,” harap Iwan.
Baca Juga: Objek Wisata Klaten Ramai Lagi, Disparbudpora Ingatkan Disiplin Prokes
“Di Boyolali kerukunan umat beragamanya bagus. Ini butuh pendekatan agar lebih membumi,” ujar dia.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Kesbangpol Boyolali, Arif Budi Nuranto. Arif mengatakan semangat saling memahami dalam beragama harus diperkuat baik intenal maupun eksternal.
Baca Juga: Tanah Labil, Jalan dan Bangunan di Desa Jarum Klaten Mudah Retak
Hal ini penting untuk mempererat kesatuan dan persatuan dalam konteks kerukuman umat beragama. Untuk mewujudkan hal tersebut, peran FKUB menjadi strategis yakni sebagai agen perekat kesatuan dan kerukunan umat.