SUKOHARJO-Puluhan walimurid SMK Iptek Weru, mendatangi sekolah menyusul aksi penipuan yang dialami anak-anak mereka, Jumat (8/6/2012). Sekolah mengundang wali murid untuk memberi penjelasan terkait kasus dugaan penipuan dengan korban siswa.
Sedikitnya 55 siswa kelas III tertipu puluhan juta rupiah karena tergiur penawaran kerja oleh penyalur di Jakarta.
Informasi yang dihimpun espos.id di SMK Iptek Weru, aksi walimurid tersebut berawal ketika puluhan siswa ditawari berkerja dan diberangkatkan ke Jakarta, Senin (4/6) lalu. Tetapi setelah sempat berhenti di sebuah tempat, oleh penyalur, mereka hanya diantarkan ke sejumlah alamat perusahaan dan kemudian ditelantarkan begitu saja tanpa diberi kepastian pekerjaan.
“Selama keberangkatan kami bayar Rp1,5 juta per siswa. Total ada 55 siswa yang ikut. Tetapi Rabu (6/6), semua pulang lagi karena ternyata kami ditipu,” ungkap salah satu siswa yang ikut ke Jakarta, Irfan Andriyanto, ditemui espos.id di SMK Iptek, Jumat pagi.
Siswa lain, Setiyono, dan Hendro Setiyoko, menyampaikan hal serupa. Namun karena berbeda jurusan, keduanya tidak dalam satu rombongan bus dengan Irfan. Menurut Setiyono, ia dibawa seorang petugas wanita ke Pekan Raya Jakarta (PRJ) bersama 14 anak jurusan teknik otomotif dan setelah sampai dilokasi langsung ditinggal pergi.
“Sebelum ke PRJ sempat ada tes. Saat itu lah kami dimintai uang, masing-masing Rp1,2 juta. Sampai di PRJ perempuan yang mengantar minta jika tidak diterima (bekerja) supaya pulang saja. Padahal pada saat tes kami disodori agar tanda tangan kontrak” jelasnya.
Setiyono menambahkan, selain Rp1,2 juta saat tes, rombongan dalam satu bus dimintai uang Rp200.000 dalam dua kesempatan lain, sehingga total yang dibayarkan Rp1,4 juta.
Sementara salah seorang walimurid, Imam Bukhori, 62, menyesalkan adanya aksi penipuan atas siswa-siswi SMK Iptek. Dia meminta agar kasus itu diselidiki dan diungkap pelakunya. “Saya pribadi tidak minta ganti rugi. Tapi kami harap ini diusut serta ditangkap pelakunya.”
Wakil Kepala (Waka) Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Iptek, Lardi, menyebutkan kasus penipuan terhadap siswa-siswi kelas III sekaligus penipuan sekolah. Dia menjelaskan sebelum kejadian tersebut, sekolah didatangi dua orang yang mengaku bernama Ari dan Singgih dan meminta waktu untuk melakukan presentasi penawaran pekerjaan.
“Mereka (Ari dan Singgih) membawa identitas dan mengisi buku tamu. Katanya sebatas ingin presentasi, jadi kami tidak masalah. Ternyata minat siswa sangat tinggi dan banyak yang mendaftarkan diri,” paparnya.
Kepada seluruh walimurid, kata dia, sekolah memastikan uang siswa sama sekali tidak dibayarkan kepada SMK.