by Kurniawan - Espos.id Solopos - Sabtu, 3 Oktober 2020 - 11:01 WIB
Esposin, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo ditantang membangun museum atau rumah batik untuk semakin menguatkan brand batik Solo. Sejauh ini sejumlah museum berbasis batik di Kota Bengawan dimiliki masyarakat, khususnya pengusaha.
Sementara, belum ada satu pun museum atau rumah membatik yang dibangun dan dikelola Pemkot Solo. Padahal, pengrajin dan karya batik mereka adalah salah satu potensi atau daya tarik Kota Solo sebagai kota budaya.
Pendapat itu disampaikan tokoh masyarakat Solo, B.R.M. Kusumo Putro, saat diwawancara Esposin, Jumat (2/10/2020).
Kisah Pilu Bocah 1,5 Tahun Selamat dalam Kecelakaan Tol Sragen Tapi Ayah Ibu Meninggal
“Semoga Solo segera membuat atau membangun museum atau rumah membatik yang nantinya bisa menjadi tambahan ikon kota ini. Sejak zaman raja-raja, Solo terkenal akan batiknya yang bagus,” terang dia.
Kusumo mengaku tergelitik ketika ada pengusaha yang mampu membeli rumah bersejarah dan menyulapnya menjadi rumah batik mewah. Apalagi rumah batik itu digunakan untuk memasarkan atau menjual produk batik merek mereka.
Sedangkan Pemkot Solo justru tidak mengambil peran menyediakan rumah membatik yang notabene bisa menjadi tempat rekreasi tradisi dan edukasi atau pembelajaran batik. Batik harus menjadi gerak nafas warga kota ini.
Ada Bantuan Rp1 Juta Untuk Pekerja Seni, Pemkot Solo Belum Pegang Data Penerima
Penguatan ikon tradisi kota di tengah derap pembangunan fisik dinilai Kusumo tidak boleh dilupakan. Tujuannya, agar unsur tradisi atau budaya kota ini tidak luntur dengan modernisasi. Apalagi dia menilai Pemkot Solo mampu melakukan hal itu.
“Tinggal niatnya ada atau tidak. Sejauh ini Solo adalah kota yang sarana dan prasarananya sangat lengkap. Ditunjang sarana transportasi darat dan udara, hotel mewah, infrastruktur jalan yang baik, mal, jalan tol dan pusat grosir,” imbuh dia.
Kocak! 3 Bulan Belajar Online, Guru dan Murid Ini Baru Sadar Beda Sekolah
Selain itu, sedang dibangun jaringan kereta api listrik Solo-Jogja. Kereta itu diproyeksikan sebagai pengganti Kereta Api (KA) Prameks.
Keberadaan kereta listrik bakal semakin menunjang mobilitas masyatakat di Soloraya, Jogja, hingga daerah-daerah lain di Jawa Tengah (Jateng). Bila mempunyai potensi yang cukup menonjol, termasuk batik, Solo bakal menjadi tujuan bepergian atau berkunjung para wisatawan domestik.