by Sri Sumi Handayani - Espos.id Solopos - Jumat, 20 Agustus 2021 - 20:47 WIB
Esposin, KARANGANYAR -- Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar mendorong pelaku usaha wisata dan kuliner membuat program promosi khusus pengunjung yang sudah divaksin Covid-19.
Kepala Disparpora Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menyampaikan hal itu saat berbincang tentang rencana uji coba pembukaan objek wisata di Karanganyar selama PPKM level 4. Salah satu obrolan menyinggung tentang program promo untuk pengunjung atau wisatawan yang sudah divaksin.
“Kami memberikan apresiasi kepada pengunjung atau wisatawan yang sudah mendapatkan vaksin. Misal sudah vaksin dua kali dibuktikan dengan sertifikat, kami beri diskon 50%. Atau satu kali vaksin dapat diskon 25%. Di tempat makan juga begitu, diskon 10%-20% atau promo lainnya,” kata Titis.
Baca Juga: Salut! Petani Cepogo Kirim Sayur untuk Warga Terdampak PPKM dan Covid-19 di Karanganyar
Ia mengaku sudah melemparkan usulan itu kepada pelaku usaha wisata dan kuliner di Karanganyar. Titis mengklaim pelaku usaha merespons positif usulan tersebut.
“Saya tegaskan ya, vaksin bukan syarat masuk objek wisata atau tempat kuliner. Tapi kami berikan apresiasi kepada pengunjung sudah mau divaksin. Yang belum vaksin bisa masuk tapi tidak mendapatkan promo,” tuturnya.
Baca Juga: 162 Peserta CPNS Karanganyar Ajukan Sanggahan, Cuma 14 yang Diterima
Manager Operasional The Lawu Park, Anggun Nilla Monica, berencana membuat program khusus untuk mendukung vaksinasi Covid-19 yang saat ini gencar dilaksanakan pemerintah. Tetapi, Nilla belum dapat memberikan bocoran promo yang akan disiapkan The Lawu Park. “Baru rencana program mau dikasih diskon atau promo untuk yang sudah vaksin,” ungkap salah satu pelaku usaha wisata di Karanganyar itu.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mendukung rencana pelaku usaha pariwisata menyiapkan program khusus sebagai upaya mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Tetapi, Bupati mengingatkan vaksinasi Covid-19 jangan dijadikan syarat utama.
“Jangan dijadikan syarat utama masuk objek wisata. Dengan jumlah yang belum begitu masif, saya kira belum lah untuk menjadikan persyaratan,” ujarnya.