Langganan

Pasutri Asal Mojosongo Solo Meninggal di Kamar Hotel Di Karanganyar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Indah Septiyaning Wardani  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 4 Oktober 2022 - 08:23 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi santri meninggal dunia karena dianiaya senior. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Esposin, KARANGANYAR--Nasib tragis menimpa pasangan suami istri (Pasutri) berinisial BS, 30, dan BH, 27, warga Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Pasutri baru saja menikah empat hari lalu ini ditemukan meregang nyawa di salah satu hotel di wilayah Karangpandan, Karanganyar pada Senin (3/10/2022).

Advertisement

Keduanya diduga meninggal karena meminum obat kuat saat bulan madu.

Kasi Penmas Humas Polres Karanganyar, Bripka Sakti membenarkan kejadian tersebut. Pasutri ini ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di dalam kamar pada pukul 12.00 WIB.

"Kronologi korban menginap di hotel sejak Sabtu (1/10/2022) sekitar pukul 16.35 WIB, " kata dia kepada Esposin, Selasa (4/10/2022).

Advertisement

Korban merupakan pasutri yang baru saja melangsungkan pernikahannya pada Kamis (29/9/2022).

Keduanya hendak berbulan madu dengan menginap di hotel di wilayah Karangpandan. Semula mereka menginap hanya untuk satu malam. Namun, pada Minggu (2/10/2022) pukul 12.00 WIB, korban menghubungi bagian resepsionis untuk meminta tambahan waktu hingga pukul 16.00 WIB.

Kemudian pada pukul 17.22 WIB, korban dihubungi melalui chat whatsapp (WA) oleh resepsionis, namun sudah tidak ada respons. Pihak resepsionis menganggap bahwa korban memperpanjang sampai hari berikutnya. Hingga pada Senin (3/10/2022) pukul 12.00 WIB, pihak resepsionis menghubungi lagi dantidak ada respons.

Advertisement

"Saat dicek ke dalam kamar, pasutri ini sudah meninggal dunia," tuturnya.

Pihak hotel lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Karangpandan. Jenazah kemudian dibawa menuju ke RSUD Karanganyar dengan menggunakan ambulance miliki sukarelawan.

Dari keterangan dokter, penyebab kematian kedua korban diduga meminum suplemen atau obat kuat sehingga memacu denyut jantung yang mengakibatkan pembuluh darah korban pecah.

Dia menuturkan, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh pasutri tersebut setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka usai menjalani pemeriksaan di rumah sakit.

"Pihak keluarga tidak keberatan membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi dan tidak menuntut secara hukum terhadap siapapun atas meninggalnya korban," papar dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif