by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Senin, 4 Juli 2022 - 19:18 WIB
Esposin, SRAGEN — Dua orang tua calon siswa SMAN 1 Gondang, Sragen, melapor ke polisi setelah nama anak mereka mendadak hilang dari daftar PPDB 2022. Mereka menduga ada orang yang membajak akun PPDB anak mereka agar tak diterima di SMAN 1 Gondang
Mereka datang ka Mapolres Sragen (4/7/2022) didampingi anggota DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto. Salah satu orang tua calon siswa, Dewi Fitria, 39, menerangkan anaknya yang bernama Kayla Achanea Kohedi awalnya mendaftar di SMAN 1 Gondang lewat jalur zonasi.
Karena jarak rumahnya ke sekolah itu hanya 250 meter maka anaknya menempati urutan ketiga. Nama anak Dewi tiba-tiba hilang dari daftar jalur zonasi dan masuk ke jalur prestasi.
“Padahal anak saya itu tidak mendaftar ke jalur prestasi. Nama itu sempat muncul di jalur prestasi kemudian hilang lagi. Aneh, kalau geser-geser itu mestinya masih di jalur zonasi tetapi kenapa pindah ke jalur prestasi. Sekarang nama anak saya hilang dari daftar," ujarnya kepada wartawan di Mapolres.
“Padahal anak saya itu tidak mendaftar ke jalur prestasi. Nama itu sempat muncul di jalur prestasi kemudian hilang lagi. Aneh, kalau geser-geser itu mestinya masih di jalur zonasi tetapi kenapa pindah ke jalur prestasi. Sekarang nama anak saya hilang dari daftar," ujarnya kepada wartawan di Mapolres.
Baca Juga: Nama 8 Siswa di Sragen Tiba-Tiba Menghilang, Sekolah Lapor ke Provinsi
Ia kemudian mendatangi ke sekolah dan mendapat informasi bahwa akun anaknya dibajak. "Saya minta tindaklanjutnya karena anak saya tidak mendaftar ke sekolah lain. Kami minta ada kebijakan supaya anak saya tetap sekolah di SMAN 1 Gondang,” ujar Dewi.
Orang tua calon siswa lainnya, Burhanudin, 53, warga Tambakboyo, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, mengatakan anaknya atas nama Abel Abadi Putra merupakan salah satu dari delapan nama yang hilang mendadak.
Baca Juga: Nama 8 Siswa Sragen Hilang, Panitia PPDB: Kode Pembajak dari Jatim
“Padahal anak saya itu tidak mengubah atau mengotak-atik pendaftaran. Saya tanya ke panitia, katanya server hang dan diminta menunggu sampai Senin ini. Hari ini katanya akunnya dibajak dari wilayah Jawa Timur. Jarak rumah saya ke sekolah itu hanya 1,692 km. Padahal nama terjauh yang diterima itu jaraknya 3,9 km,” jelasnya.
Dia mendesak supaya anaknya dan tujun anak yang namanya hilang itu tetap diterima di SMAN 1 Gondang. Burhanudin juga meminta polisi mengusut kasus ini. “Anak saya itu tidak pernah mengubah password. Akun dan password itu dari sekolah,” katanya.
Anggota DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto, mengatakan kedatangan ke Polres Sragen ini untuk melaporkan kronologi hilangnya delapan nama calon siswa yang hilang tiba-tiba. Dia mengatakan pihak sekolah tidak bisa memberi solusi.
Baca Juga: Gubernur Didesak Ambil Kebijakan Untuk Nasib 8 Siswa di Sragen
“Saya melihat ini ada indikasi perbuatan tindak kriminal maka kami melapor ke polisi. Entah bagaimana hasilnya yang jelas agar tidak terulang di kemudian hari,” katanya.