by Indah Septiyaning Wardani - Espos.id Solopos - Senin, 16 Maret 2020 - 16:58 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Jumlah orang dalam pemantauan atau ODP terkait virus corona di Sukoharjo bertambah satu lagi pada Senin (16/3/2020).
Pasien tersebut mengeluhkan sakit batuk, demam disertai sesak napas mirip gejala virus corona. Kini ODP corona itu dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir Soekarno Sukoharjo.
Juru bicara gugus tugas virus corona sekaligus Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, Gani Suharto, mengatakan ODP baru diterima pada Senin pagi.
Virus Corona Mengancam, Tempat Wisata Di Wonogiri Tetap Ramai
Virus Corona Mengancam, Tempat Wisata Di Wonogiri Tetap Ramai
"Ada satu tambahan pasien dengan status ODP yang kami terima tadi pagi. Sekarang masih dirawat intensif di ruang isolasi," kata Gani ketika dijumpai wartawan di kantor Setda Sukoharjo, Senin.
Gani mengatakan telah menerima 10 pasien dengan status dua pasien dalam pengawasan (PDP) dan delapan orang dalam pemantauan atau ODP Corona di Sukoharjo. Lima orang dinyatakan sembuh, dua orang PDP terkonfirmasi positif corona sudah ditangani RSUD dr Moewardi sebagai rumah sakit rujukan provinsi.
Laga Ditunda, Pemain Persis Solo Kecewa Tapi Legawa
“Dari laporan lima pasien merupakan warga Sukoharjo dan lima lainnya orang luar daerah. Orang luar daerah ini termasuk dua orang yang dinyatakan positif tapi memiliki riwayat pernah dirawat di Sukoharjo,” kata Gani.
Instalasi tersebut yakni satu ruang isolasi dengan tiga bed atau tempat tidur ditambah satu bangsal atau ruang dengan kapasitas 16 bed. Dalam masa tanggap virus corona, rumah sakit memberlakukan aturan baru bagi pengunjung.
3 Negara Tetangga Indonesia Bebas Corona, Ini Daftarnya
Jam jenguk pasien ditiadakan dan jumlah pengantar atau yang menunggu pasien umum dalam perawatan dibatasi hanya dua orang saja.
Gani juga menambahkan dalam waktu dekat rumah sakit akan memberlakukan wajib thermal scanner atau pindai suhu badan bagi pengunjung.
Selain penyediaan fasilitas cuci tangan di setiap sudut rumah sakit. Upaya pencegahan penyebaran virus corona wajib dilakukan utamanya pada fasilitas pelayanan kesehatan yang langsung bersinggungan dengan penyakit.
Gara-Gara Suhu Badan, Peserta Musrenbang Sragen Diminta Pulang
Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan hingga kini masih melakukan pengawasan terhadap 55 tenaga medis di dua rumah sakit.
Tenaga medis tersebut sempat menangani PDP positif Covid-19. Satu di antara pasien yang dirawat tenaga medis itu meninggal dunia di RSUD dr Moewardi beberapa waktu lalu.
Kewalahan, Dinkes Solo Fokus Sterilkan Fasilitas Kesehatan
Yunia mengatakan tanggap penanganan Covid-19 merupakan instruksi dari pemerintah pusat ke seluruh daerah di Indonesia. RSUD Ir Soekarno menjadi rumah sakit rujukan daerah dan RSUD dr Moewardi Solo menjadi rumah sakit rujukan tingkat provinsi.
Kondisi wilayah Sukoharjo dalam menghadapi Covid-19, menurut dia, masih kondusif. Tidak terjadi kepanikan maupun keresahan warga Sukoharjo yang berlebihan.
Di RSUD Ir Soekarno menyiapkan bangsal khusus sebagai upaya kesiapsiagaan pandemi Covid-19. Selain bangsal khusus, rumah sakit milik pemerintah daerah ini juga membangun ruangan baru di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Tambah! 20-an Warga Tracing Suspect Corona Solo Jalani Karantina Mandiri
Berbagai upaya kesiapsiagaan merebaknya virus corona telah dilakukan Pemkab Sukoharjo bersama jajaran lintas sektoral. Salah satunya menambah fasilitas di RSUD Sukoharjo.
“Saat ini kita memiliki 260 tempat tidur total kapasitas di RSUD. Dengan jumlah ruang isolasi lima bed, ditambah bangsal cadangan dengan kapasitas 16 bed,” katanya.