by Magdalena Naviriana Putri - Espos.id Solopos - Rabu, 8 Juni 2022 - 15:34 WIB
Esposin, SUKOHARJO – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Ustaz Yahya, meradang terkait pemberitaan yang menyebutkan pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, yang ditangkap di Lampung merupakan pendiri Ponpes Al Mukmin.
Yahya dalam jumpa pers di Ponpes Al Mukmin Ngruki di Cemani, Grogol, Sukoharjo, Rabu (8/6/2022), menyebut tak pernah mengetahui sosok Abdul Qadir Hasan Baraja itu. Dia pun menceritakan kronologi pemberitaan itu sampai di pihaknya.
“Di saat kami berada di ruang kerja ada berita masuk, kemudian saya buka. Ternyata pesan yang masuk adalah berita tersebut. Kemudian saya baca Abdul Qadir Hasan Baraja itu dikaitkan dengan salah satu pendiri pondok Al Mukmin, kami pun terkejut. Karena nama itu tidak pernah melintas dalam buku pesantren kami atau apa pun gak ada,” katanya.
Setelah mengetahui pemberitaan tersebut, pihaknya mengaku telah berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun saat itu, dia diminta untuk mengonfirmasi sendiri ke media yang memuat berita tersebut.
Setelah mengetahui pemberitaan tersebut, pihaknya mengaku telah berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun saat itu, dia diminta untuk mengonfirmasi sendiri ke media yang memuat berita tersebut.
Dalam usaha memperbaiki nama ponpesnya, Yahya juga berkoordinasi dengan Polres Sukoharjo dan disarankan melakukan klarifikasi terkait pemberitaan itu. “Kemudian kami mencoba komunikasikan BNPT menanyakan hal itu kemudian jawabannya seperti itu, setelah kami komunikasi ke Polres Sukoharjo mengenai pemberitaan ini. Pihaknya meminta untuk segera klarifikasi. Klarifikasi ini dilakukan untuk jalan terbaik,” jelasnya.
Baca juga: Ponpes Al Mukmin Ngruki: Abdul Qadir Hasan Baraja Bukan Pendiri Ponpes
“Kami tidak akan melakukan tuntutan macam-macam selama memang ini harus diadakan perbaikan berita, jangan sampai gara-gara berita ini malah merugikan pendidikan kami,” tegas Yahya.
“Itu dibangun dengan fitnah yang berulang-ulang sampai masyarakat menarik kesimpulan yang merugikan pendidikan kami,” tambahnya.
Baca juga: BNPT: Khilafatul Muslimin Sebarkan Ideologi Khilafah Lewat Pengajian
Pada kesempatan itu, dibacakan kutipan berita yang menjadi dasar klarifikasi tersebut oleh Humas Ponpes Al Mukmin, Ustaz Muchson. Pihak Ponpes Al Mukmin Ngruki juga menyampaikan tiga permintaan kepada Direktur BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid, tembusan Presiden RI, Kapolri, MUI, yakni:
1. Untuk meralat dan mencabut pernyataan di media atas beredarnya berita yang mengaitkan antara penangkapan Abdul Qadir Hasan Baraja dengan pendiri Pondok Pesantren Ngruki.
2. Mengevaluasi akurasi data di BNPT agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.
3. Menghindarkan hal-hal yang berpotensi membuat gaduh dan berpolemik di masyarakat maupun media sosial.
Baca juga: Konvoi Khilafatul Muslimin di Brebes, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka
Dalam konferensi pers juga dipaparkan perbedaan foto Abdul Qodir Hasan Baraja dan Abdullah Baraja, pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki.
Dalam surat pernyataan yang dibacakan, Abdullah Baraja ditegaskan tidak ada kaitannya dengan Negara Islam Indonesia (NII) dan Khilafatul Muslimin. Begitu pula dengan salah satu pendiri Ponpes Al Mukmin lainnya yakni Ustaz Abu Bakar Ba’asyir.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang pendiri Ponpes Al Mukmin, Abdullah Baraja, merupakan pengusaha batik asli Solo. Setelah meninggal pada 2007, seluruh aset miliknya diwakafkan kepada Ponpes Al Mukmin yang berupa bangunan toko dan rumahnya termasuk sebagian tanah di Gading, Solo.