by Ika Yuniati Farida Trisnaningtyas - Espos.id Solopos - Senin, 23 Agustus 2021 - 15:19 WIB
Esposin, SOLO – Kehidupan maestro keroncong, Waldjinah, selalu lekat dengan seni dan budaya Jawa. Pentasnya tak pernah lepas dari kebaya dan gelungan. Jarik batik yang dikenakan selalu beda di tiap acara. Dibuat khusus oleh sang Kakak yang merupakan pembatik.
Batik Kembang Kacang adalah salah satu favoritnya. Jarik yang dibuat dari batik tulis tersebut dikenakan Waldjinah ketika mendapat penghargaan pertama kali dalam kompetisi Festival Kembang Kacang tahun 50-an. Sampai hari ini batik tersebut masih disimpan di kediamannya, kawasan Jalan Parang Cantel, No.31, Mangkuyudan, Solo.
Puluhan jarik lawasan yang merupakan koleksi Waldjinah sejak pertama menyanyi juga ikut ditata rapi di satu ruangan. Beberapa ditempatkan pada kotak kayu berisi merica dalam plastik agar awet. Tak hanya batik asli, ada beberapa replika yang sengaja dibuat ulang karena dipesan pembeli.
Puluhan jarik lawasan yang merupakan koleksi Waldjinah sejak pertama menyanyi juga ikut ditata rapi di satu ruangan. Beberapa ditempatkan pada kotak kayu berisi merica dalam plastik agar awet. Tak hanya batik asli, ada beberapa replika yang sengaja dibuat ulang karena dipesan pembeli.
Baca juga: Eksotis & Elegan, Museum Tumurun di Solo Suguhkan Masterpiece Seniman Top Indonesia
Semuanya disimpan rapi di kediaman Waldjinah yang sekarang disulap menjadi museum batik dengan nama Museum Batik Walang Kekek. Galeri batik tersebut dikelola langsung oleh Sang putri menantu, Ester Wulandari. Sasarannya tentu saja para kolektor dan pencinta budaya yang mengagumi batik sekaligus musik keroncong Waldjinah.
Saat berbincang dengan Esposin beberapa waktu lalu Ester mengatakan museum milik keluarganya terbuka untuk umum. Mereka juga melayani pemesanan batik Walang Kekek yang tentu saja dibuat dengan motif khas keluarga Waldjinah.
Baca juga: Korupsi Bansos Covid-19, Eks Mensos Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Penjara
Batik Keris
Museum batik lain yang juga baru dikenalkan ke publik adalah Rumah Heritage Batik Keris. Bekas Omah Lowo ini terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No 1 Solo. Bangunan zaman kolonial yang awalnya bergaya art deco dan art nouveau diubah bak istana megah khas Eropa.
Setelah mangkrak lama, Rumah Heritage direnovasi kemudian difungsikan sebagai galeri display batik dan pusat kerajinan. Sang pemilik, Lina Tjokosaputro, saat peresmian akhir 2020 lalu mengatakan Rumah Heritage menjadi benang merah perjalanan Batik Keris.
Bangunan utama (A) yang terletak paling depan diperuntukkan sebagai galeri koleksi Batik Keris kelas premium. Pada bangunan ini setiap ruangnya diberi nama, misalnya teras Agung (teras depan), ruang Liberty (ruang tengah), ruang Sekar Jagad (tempat koleksi busana perempuan), dan ruang mulia (tempat koleksi busana lelaki). Berbeda dengan dua bangunan lainnya, mereka yang ingin mengunjungi gedung utama ini mesti reservasi terlebih dahulu.