Langganan

Mengenal Komunitas Read Aloud Boyolali dengan Aktivitas Membaca Nyaringnya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Senin, 13 Maret 2023 - 10:28 WIB

ESPOS.ID - Kegiatan komunitas Read Aloud Boyolali di Perpusda setempat pada Minggu (12/3/2023) siang. Kegiatan read aloud digiatkan untuk menambah kecintaan anak terhadap buku. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Esposin, BOYOLALI -- Aktivitas membaca nyaring terus digaungkan oleh Komunitas Read Aloud Boyolali sejak terbentuk resmi di Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) pada Minggu (12/2/2023). Komunitas ini meyakini aktivitas membaca nyaring memiliki manfaat untuk anak di masa depan.

Koordinator Read Aloud Boyolali, Eka Mega Cynthia, 31, menjelaskan komunitasnya berada di bawah payung Read Aloud Indonesia dan Jawa Tengah.

Advertisement

Tujuan dari Read Aloud Boyolali adalah mengembalikan buku menjadi pusat kebahagiaan di dalam rumah. Sehingga, anak diajak untuk mencintai dan gemar membaca buku.

“Kalau anak-anak kenalnya buku saat sekolah, nanti mereka hanya menjadi pembaca di kelas. Jadi kami ingin anak-anak menjadi pembaca sepanjang hayat,” ujarnya saat berbincang dengan Esposin seusai pertemuan rutin bulanan Read Aloud Boyolali di Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) setempat, Minggu (12/3/2023).

Advertisement

“Kalau anak-anak kenalnya buku saat sekolah, nanti mereka hanya menjadi pembaca di kelas. Jadi kami ingin anak-anak menjadi pembaca sepanjang hayat,” ujarnya saat berbincang dengan Esposin seusai pertemuan rutin bulanan Read Aloud Boyolali di Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) setempat, Minggu (12/3/2023).

Ia menjelaskan ada 15 anggota orang tua yang anak-anaknya masih usia bayi hingga delapan tahun. Para orang tua tersebut memang digerakkan membiasakan membaca nyaring untuk anak setiap hari minimal 10 menit. Manfaat membaca nyaring atau read aloud pertama anak dapat menyimpan banyak kosa kata.

“Kalau ngobrol biasa kan enggak selengkap kata-kata yang ada di buku. Jadi kalau anak-anak yang terbiasa dibacakan, mereka akan menyimpan banyak kosa kata. Ketika sudah banyak kosa kata, mereka akan pandai ngobrol karena tangki kosa kata luber akhirnya ke bahasa dan bicara,” jelasnya.

Advertisement

“Kegiatan ini dapat juga mencerdaskan anak, lalu nalarnya juga lebih jalan daripada yang enggak terbiasa dibacakan,” jelasnya.

Selanjutnya, Mega mengungkapkan Komunitas Read Aloud Boyolali berkumpul setiap sebulan sekali. Akan ada aktivitas membaca nyaring oleh salah satu anggota selama 10-15 menit. Kemudian terdapat playdate untuk anak-anak.

Ia menjelaskan untuk playdate selalu menggunakan tema bookish play atau sesuai dengan buku yang telah dibaca.

Advertisement

“Semisal sewaktu perilisan kemarin kami ada origami dan mewarnai, itu bookish play-nya. Kegiatan tersebut untuk mengasah kognitif dan motorik anak,” ujarnya.

Untuk pertemuan rutin kedua pada Minggu di Perpusda Boyolali, Read Aloud Boyolali mengambil tema Serunya Menyambut Ramadan.

Salah satu anggota membacakan sebuah materi tentang puasa di Indonesia dan di luar negeri. Anak-anak terlihat antusias menyimak paparan anggota tersebut.

Advertisement

“Betapa enaknya puasa di Indonesia karena imbang dari sahur sampai Maghrib, sekitar 12 jam. Di luar negeri bisa 19 jam, sahurnya pukul 02.00 pagi, buka puasa jam 9 malam, Salat Tarawih 11 malam,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu anggota Read Aloud Boyolali asal Ngemplak, Yustina Syarifah, 30, mengungkapkan dia bergabung dengan komunitas tersebut sejak awal terbentuk. Ia mengaku tertarik dengan komunitas Read Aloud Boyolali karena ia suka membaca nyaring dan ternyata di Boyolali ada wadah untuk mewadahi hobinya.

“Di rumah saya juga sering membaca nyaring untuk anak sebelum tidur, minimal 10 menit per hari,” jelasnya.

Yustina mengungkapkan dengan read aloud, anak menjadi suka buku lalu ikatan anak dan orang tua tanpa harus dengan sesuatu yang mahal. Membacakan buku untuk anak dapat meningkatkan ikatan tersebut.

Ibu tiga anak tersebut juga merasa setelah anak-anaknya dibacakan buku dengan suara nyaring, anak menjadi lebih mengenal kosa kata baru.

“Anak juga lebih luas wawasannya, anak juga tertarik dengan menggambar karena buku-buku yang saya bacakan itu story book dan ensiklopedia. Di rumah saya juga ada perpustakaan mini,” terangnya.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif