by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Selasa, 6 September 2022 - 19:44 WIB
Esposin, SOLO -- Jembatan sesek yang terbuat dari anyaman bambu bakal menjadi salah satu pilihan pengguna jalan untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo selama penutupan total Jembatan Mojo, awal Oktober-akhir November mendatang.
Warga yang tinggal di wilayah Kecamatan Jebres dan Pasar Kliwon serta Mojolaban, Sukoharjo, memilih melewati jembatan sesek ketimbang lewat Jembatan Bacem dan Jl Ciu, Sukoharjo. Berdasarkan simulasi yang dilakukan Esposin, Senin (5/9/2022), butuh waktu 40 menit dengan jarak kurang lebih 20 km dari Solo ke Bekonang lewat Jembatan Bacem dan Jl Ciu.
Sedangkan jika menggunakan jembatan sesek yang akan mulai dipasang pada pekan depan, diperkirakan hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk menyeberangi sungai. Pantauan Esposin, Selasa (6/9/2022), para pengendara sepeda motor dilayani oleh perahu penyeberangan dari Beton, Sewu, Jebre, menuju Mojolaban di seberang Bengawan Solo maupun sebaliknya.
Pengendara motor harus berhati-hati menuruni jalan curam selebar kurang lebih tiga meter menuju bibir Sungai Bengawan Solo. Tak hanya pengendara sepeda motor, banyak juga pengguna sepeda yang juga memanfaatkan perahu untuk menyeberangi sungai.
Pengendara motor harus berhati-hati menuruni jalan curam selebar kurang lebih tiga meter menuju bibir Sungai Bengawan Solo. Tak hanya pengendara sepeda motor, banyak juga pengguna sepeda yang juga memanfaatkan perahu untuk menyeberangi sungai.
Lokasi penyeberangan sungai itu menghubungkan Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, dengan Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. Saat ini, sebelum jembatan sesek dipasang, penyeberangan dilayani perahu yang ditarik tali.
Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Ada Jembatan Sesek yang akan Dibangun di Bengawan Solo
Sejak kecil, ia mengaku kerap melewati jembatan sesek untuk menyeberangi Sungai Bengawan Solo dari wilayahnya menuju wilayah Mojolaban. Selama ini, warga yang tinggal di pinggir sungai mengandalkan jembatan sesek untuk menyeberangi sungai.
Selain jarak dan waktu tempuh, mereka juga mempertimbangkan biaya operasional untuk membeli bahan bakar minyak (BBM). Terlebih, pemerintah baru saja menaikkan harga BBM pada pekan lalu.
Baca Juga: Penutupan Total Jembatan Mojo Solo selama 2 Bulan Beri Pilihan Sulit bagi Warga
Warga setempat lainnya, Arwin, mengungkapkan saat ini penyeberangan sungai dilayani perahu. Perahu itu berkapasitas sekitar lima unit sepeda motor. Pada pagi hari, banyak perajin karak dan pelajar yang memanfaatkan jasa penyeberangan sungai menggunakan perahu.
Para perajin karak hendak mengirim karak ke sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Gede dan Pasar Legi. Mereka hampir setiap hari menggunakan perahu untuk menyeberangi sungai.
Baca Juga: Jalur Alternatif Hindari Jembatan Mojo, Solo-Bekonang via Jl Ciu Butuh 40 Menit
“Dahulu, ada wacana pembangunan jembatan secara permanen oleh pemerintah pusat. Namun, hingga sekarang belum terealisasi,” paparnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang warga Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, yang biasa mengelola jembatan sesek di Sungai Bengawan Solo, Karyo, mengatakan jembatan dari anyaman bambu itu akan dipasang mulai pekan depan.
“Pekan depan, jembatan sesek bakal dipasang lagi. Kan penutupan jembatan masih awal Oktober, satu bulan lagi. Kerangka jembatan sudah ada, tinggal pasang,” kata pengelola jembatan sesek tersebut saat berbincang dengan Esposin, Selasa (6/9/2022).
Sedangkan untuk tarif penyeberangan dengan perahu maupun dengan jembatan sesek nantinya tidak berubah yakni hanya Rp3.000 per orang.