by Kurniawan - Espos.id Solopos - Rabu, 8 September 2021 - 19:01 WIB
Esposin, SOLO -- Ketua organisasi kemasyarakatan (ormas) Panji Panji Hati atau lebih dikenal dengan nama Tikus Pithi Hanata Baris (TPHB), Tuntas Subagyo, kerap menggaungkan semangat gotong royong untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dia tidak hanya menyerukan aksi sosial kepada khalayak ramai, namun melakukan aksi nyata untuk membantu masyarakat. Seperti dengan gerakan penyemprotan cairan disinfektan di kampung-kampung di Solo selama pandemi Covid-19.
Anggota Tikus Pithi Hanata Baris juga sering membantu masyarakat ketika terjadi bencana alam di Tanah Air. Saat ini Tuntas juga menggerakkan warga di tempat tinggalnya untuk pavingisasi jalan di RW 002 Dukuh Tempel, Purbayan, Sukoharjo.
Dengan menggunakan dana pribadi, Tuntas ingin meningkatkan kondisi lingkungannya, termasuk dengan filterisasi saluran air setempat. Dengan begitu kualitas air saluran air menjadi lebih sehat, dan tak berpotensi menjadi sumber penyakit.
Baca Juga: Buka-Bukaan Tuntas Subagyo soal Partai Kedaulatan Rakyat yang Didirikannya
Namun Tuntas Subagyo merasa aksi sosial untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak cukup dengan gerakan semata. Dia menilai butuh sebuah gerakan politik agar upaya mewujudkan kesejahteraan sosial benar-benar optimal.
Untuk itu Tuntas mendirikan Partai Kedaulatan Rakyat (PKR). Partai yang diklaim berbeda dari parpol yang pernah ada tersebut tengah diupayakan agar memenuhi kriteria berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan, Pemilu 2024.
Berikut penjelasan Tuntas ihwal visi dan strateginya dalam upaya mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan pendekatan politik, saat wawancara dengan Esposin di rumahnya, Tempel RW 002 Purbayan, Sukoharjo, Selasa (7/9/2021).
Baca Juga: Profil Tuntas Subagyo, dari Tikus Pithi Kini Dirikan Partai untuk Pemilu 2024
Saya membuat buku Indonesia Rumah Kaca. Saya munculkan sebuah ide ekonomi kreatif dari, oleh dan untuk rakyat, memaksimalkan potensi SDM di Indonesia. Semua punya keahlian masing-masing, saya menata, mencoba mengaktualisasikan sebuah ide, bagaimana menata sebuah pendidikan Indonesia, ekonomi untuk memangkas kesenjangan. Diperlukan sebuah pemberdayaan usaha desa, kalau perlu ada bank-bank di tiap desa juga koperasi. Tapi sistemnya jangan yang seperti sekarang ini. Sistemnya harus sesuai koperasi ide dari Bung Hatta. Pemerintah harus menjembatani usaha-usaha kecil untuk bersinergi dengan ekonomi makro. Sehingga perputaran ekonomi di bawah bisa kencang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Konsep ini sudah berjalan di Tikus Pithi dan akan saya terapkan di PKR.
Baca Juga: Eks Rival Gibran di Pilkada 2020 akan Deklarasikan Parpol Baru di Solo
Baca Juga: Tikus Pithi Hanata Baris Pasang Baliho Tuntas Subagyo hingga ke Papua, Mau Ikut Pilpres 2024?
Kita melakukan kegiatan sosial di daerah masing-masing. Seperti banjir gempa bumi di daerah Papua dan lain-lain, termasuk di era pandemi, Tikus Pithi Solo rutin penyemprotan disinfektan. kita membina persatuan dan kesatuan selama ini. Kami juga berkomitmen tinggi jangan sampai ada unsur teroris yang masuk ke dalam organisasi ini.
Baca Juga: Bergaya ala Bung Karno, Baliho Tuntas Subagyo Pimpinan Tikus Pithi Ikut Mejeng di Klaten
Ini sedang dikerjakan, belum selesai. Ada juga betonisasi, bikin saluran drainase. Sebab di sini kalau hujan sedikit, banjir. Dengan ini semoga lebih bermanfaat bagi orang banyak. Sungai saluran juga saya kasih filter-filter air, sehingga bisa untuk habitat ikan. Ini sudah saya kasih ikan nila. Sebelumnya airnya bau sekali, dan banyak nyamuk, tidak sehat.
Kita adopsi kepengurusan dari arus bawah, akan kita berikan kegiatan kegiatan sosmas di PKR, baik ekonomi, sosial masyarakat yang langsung bisa menyentuh masyarakat. Seperti yang saya gambarkan sebagai Indonesia Rumah Kaca. Jadi PKR ini bukan hanya sekedar parpol yang hanya memanfaatkan masyarakat, atau menjadi masyarakat sebagai objek pemilu.
Karena butuh masyarakat, parpol memberi uang. Tidak, tidak seperti itu. Jadi di PKR tidak ada money politics, tidak ada penyebaran uang. Gantinya, kita berikan kegiatan-kegiatan baik di sosial ekonomi, di masyarakat secara langsung. Jadi ada perputaran kegiatan usaha, dan ada kegiatan sosial nantinya.
Baca Juga: Tantang PDIP di Solo, Tuntas Subagyo - Yayasan Surya Nuswantara Incar 7 Pilkada di Jateng
Bila ada yang punya ide-ide bagus, tapi terbentur birokrasi, seperti mahasiswa, buruh, bisa masuk ke PKR. Harapan saya PKR bisa menjadi alat, bahan, bagi masyarakat yang ingin Indonesia lebih baik. Jadi wadah bagi orang-orang yang ingin menyuarakan sesuatu. Kalau demo kan bisa tidak pas karena bisa menjadi anarkistis, sehingga kita wadahi di PKR.
Baca Juga: Sosok Tuntas Subagyo, Pemimpin Tikus Pithi "Penantang" Gibran/Purnomo di Pilkada Solo
Ada organisasi kami di Papua dan sulawesi. Dari populasi yang ada di Jawa, Jogja ini alhamdulillah sejauh ini kita sudah punya di 17 provinsi untuk pembentukan struktur DPW, DPD/DPC. Orang-orang yang akan menjadi pengurus PKR. Mengarah ke 22 provinsi. Dua bulan kita kejar bisa membentuk di 34 provinsi. Kami masih terapkan pendekatan sekasur, sedapur, sesumur. Pekan depan kami kirim 59 orang ke 28 provinsi untuk memvalidasi pembentukan struktur, pendirian kantor, KTP dan sebagainya. Mbuh piye carane.
Kami tidak ada mahar politik. Kalau ada yang mau nyalon lewat PKR tidak ada mahar, konsep kami gotong royong. Calon tidak harus mengeluarkan dana besar. Siapa pun yang punya potensi bisa mencalonkan, tapi harus melalui penjaringan. Harus ada kualitas, berdasarkan kenegaraannya, sosialnya, amanah, kejujuran, dan sebagainya.