by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Rabu, 17 Februari 2021 - 06:00 WIB
Esposin, KLATEN -- Laku prihatin yang dijalani Yagus Prihatin akhirnya membuahkan hasil. Pria yang selama ini bekerja sebagai tenaga harian lepas tenaga bantu (THL TB) penyuluh pertanian di Kecamatan Juwiring itu dilantik menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau PPPK Klaten.
Selama hampir dua tahun lamanya, pria yang tinggal di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo tersebut menanti diangkat menjadi PPPK Klaten setelah ikut rekrutmen pada 2019.
Rasa bahagia menyandang status baru kian tak bisa dia tutupi ketika istrinya, Nuning Tunggal Bagiyati, juga lolos seleksi dan ikut dilantik menjadi PPPK Klaten. Nuning selama ini menjadi THL TB penyuluh pertanian di wilayah Kecamatan Polanharjo.
Kemesraan mereka terlihat selama pelantikan berlangsung. Mereka duduk berdua di deretan kursi paling belakang yang sudah dibikin berjarak. Saat mengisi beberapa angket, mereka saling mengajari.
Kemesraan mereka terlihat selama pelantikan berlangsung. Mereka duduk berdua di deretan kursi paling belakang yang sudah dibikin berjarak. Saat mengisi beberapa angket, mereka saling mengajari.
Baca juga: Setelah 2 Tahun, 492 Pegawai Honorer Diangkat Jadi PPPK
Namun, Yagus dan Nuning tak bisa berlama-lama jadi PPK Klaten dan menikmati hak seperti aparatur sipil negara (ASN). Pasalnya, usia mereka sudah mendekati masa pensiun.
Meski tak lama menikmati status sebagai PPPK KLaten, Yagus tetap bersyukur lantaran apa yang dia harapkan selama ini akhirnya terwujud yakni seutuhnya menjadi abdi negara. “Ya disyukuri saja walau hanya sebentar untuk menikmati. Tetapi bersyukur bisa sampai proses ini,” kata Yagus saat ditemui seusai pelantikan di Pendopo Pemkab Klaten, Selasa (16/2/2021).
Alasan Yagus menjadi PPL lantaran ingin membagikan ilmu yang dia peroleh selama ini kepada para petani. Yagus merupakan lulusan D3 Akademi Farming Semarang pada 1987. “Semua ini pengabdian. Karena kami punya bekal ilmu, bagaimana ilmu itu bisa ditularkan agar bermanfaat kepada orang lain,” jelas dia seusai dilantik jadi PPK Klaten.
Baca juga: Fix! Pemprov Jateng Tunjuk Sekda Ahyani Jadi Plh Wali Kota Solo
Yagus mengaku selama ini tak ada pengalaman berat menjadi penyuluh pertanian dan berhadapan langsung dengan petani. Meski ada beraneka ragam permasalahan yang dialami petani, Yagus mengaku tak pernah dimarahi petani. “Yang penting itu cara penyampaian berupaya bagaimana petani sejahtera,” urai dia.
Soal honor yang akan dia terima setelah menjadi angkatan pertama sebagai PPPK, Yagus mengaku belum mengetahui. Setidaknya dia sudah lega menjadi PPPK Klaten meskipun hanya terhitung bulan. Apalagi, pasangan hidupnya juga ikut dilantik.
Nuning sudah menjadi PPL sejak 2008 silam. Sama halnya dengan Yagus, Nuning berniat menjadi PPL lantaran ingin membagikan pengalaman yang sudah dia peroleh. Sebelum menjadi PPL, Nuning bekerja di kebun anggrek wilayah Semarang.
Baca juga: Jatuh di Depan Unwidha Klaten, Pensiunan Guru PNS Asal Ceper Meninggal
Yagus dan Nuning menikah pada 1986. Mereka dikarunia dua anak dan kini sudah memiliki tiga cucu. Pasangan itu pun kini menikmati buah dari usaha mereka dan menambah semangat mereka mendampingi petani hingga akhir tugas sebagai PPL.
Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Klaten, Surti Hartini, mengatakan jumlah total THL TB penyuluh pertanian yang dilantik menjadi PPPK Klaten sebanyak 92 orang. Mereka menjadi angkatan pertama PPPK di Indonesia. “Ada dua orang yang masa kerjanya kurang dari satu tahun karena usianya sudah mendekati 58 tahun. Mereka perjanjian kontraknya sampai Desember 2021,” ungkap dia.