Langganan

Kirab Bhineka Ke-9, Kelurahan Gandekan Tampilkan Teladan Keluarga - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ahmad Kurnia Sidik  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 2 Juni 2024 - 10:54 WIB

ESPOS.ID - Kelompok peserta acara Kirab Bhineka Gandekan 2024, Sabtu (1/6/2024). Kirab Bhineka Gandekan 2024 menampilkan teladan keluarga. (Istimewa/ Panitia Kirab Bhineka Gandekan 2024).

Esposin, SOLO--Warga dari sembilan Rukun Warga (RW) dari Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres berlomba menampilkan keberagaman yang khas dan keteladanan keluarga pada Kirab Bhineka Gandekan 2024, Sabtu (1/6/2024).

Kirab Bhineka merupakan agenda rutin tahunan yang digelar Kelurahan Gandekan untuk memperingati Hari Lahir Pancasila. Dan 2024 ini, merupakan kali kesembilan dari keberlangsungan Kirab Bhineka Gandekan. Kirab yang diikuti oleh sembilan kelompok dari sembilan Rukun Warga (RW) itu digelar di Jl RE. Martadinata.

Advertisement

Lurah Gandekan, Sugeng Sarwono, menyampaikan bahwa pada tahun ini, Kirab Bhineka hadir dengan tema Sarimbit dan Mulat Sarira Hangrasa Wani.

“Dengan ikonnya Nyi dan Ki Gandek sebagai tokoh idolanya warga Gandekan. Di situ digambarkan pasangan suami-istri yang menjadi utusan raja, memiliki budi pekerti luhur, harmonis, sejahtera, dan menjadi teladan bagi keluarga Kelurahan Gandekan,” ungkap Sugeng saat ditemui Esposin di lokasi kirab, Sabtu (1/6/2024) siang.

Tiap tahun, tema Kirab Bhineka Gandekan berganti. Sugeng lantas menjelaskan bahwa pada 2022, yang menjadi tema dari Kirab Bhineka Gandekan ialah Kampung Pancasila. Saat itu, warga berusaha menampilkan hal-hal unik yang ada di tiap RW. Pada 2023, temanya Kampung Ketoprak. Saat itu, tiap RW menampilkan cerita-cerita yang diperankan dengan kesenian ketoprak.

Advertisement

Kirab Bhineka Gandekan merupakan puncak acara yang sebelumnya telah dilangsungkan beberapa agenda lainnya seperti Festival Bandar Penjalan yang dimulai pada 22-30 Mei 2024 di pinggiran Kali Pepe. Pada agenda itu, tiap-tiap RW menampilkan potensi apapun yang dimilikinya.

“Jadi kami kopyok untuk menentukan jadwalnya. Jadi misalnya yang dapat giliran RW 1, maka pada hari itu, RW 1 harus menampilkan apa saja yang menjadi potensinya. Selain itu ada juga bazar UMKM dan kuliner,” kata Sugeng.

Selanjutnya, ada pergelaran seni ketoprak dan umbul mantram yang digelar pada 31 Mei 2024 di pertigaan Danusaputran.

“Lakon yang ditampilkan Ulething Tali Asmara. Di situ digambarkan sepasang kekasih yang saling suka tetapi tidak direstui. Namun, setelah beberapa kejadian, kemudian direstui dan menjadi pasangan harmonis. Seperti Ki dan Nyi Gandek,” ungkap Sugeng.

Advertisement

Sugeng berharap bahwa dengan terselenggaranya Kirab Bhineka Gandekan itu, seni dan tradisi yang ada di Kelurahan Gandekan secara khusus dan Solo secara umum bisa tetap terjaga. Selain itu, geliat ekonomi juga diharapkan mampu meningkat daripada sebelumnya.

Saat Esposin tanyakan perihal tema apa yang kiranya akan diambil untuk Kirab Bhineka Gandekan 2025 mendatang, Sugeng menjawab dengan tenang dan pasti bahwa pihaknya telah mempersiapkan tema untuk tahun depan, yakni Susur Kampung.

Dengan tema itu, warga Kelurahan Gandekan akan mengulik tiap-tiap bangunan unik sekaligus yang memiliki nilai sejarah di tiap-tiap RW yang ada di Kelurahan Gandekan.

“Untuk tahun depan kami sudah mempersiapkan [tema] dan akan bekerjasama dengan Pokdarwis [Kelompok sadar wisata],” pungkasnya.

Advertisement

Seorang warga Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari, sekaligus Wakil Ketua Pokdarwis Jawa Tengah, Mintorogo yang saat itu juga hadir, menyampaikan bahwa Kelurahan Gandekan dengan agenda rutin tahunannya itu memiliki keunikan dan kental kebudayaannya.

“Dari 54 kelurahan [di Solo] kan masing-masing punya potensi, dan hal yang sangat menarik, sangat kuat dan kental budayanya [adalah Kelurahan] Gandekan. Karena saya di 54 [kelurahan] selalu ikut acara ini,” ungkap Mintorogo saat berbincang dengan Esposin, di lokasi acara, Sabtu (1/6/2024) siang.

Menurut dia, Kelurahan Gandekan bisa menjadi salah satu yang terbaik dalam hal agenda kebudayaan karena sinergi dari pihak Pemerintah Kelurahan dengan beragam pihak yang ada di sekitarnya. Selain itu, ia juga mengaku bahwa sangat tertarik dengan tema Kirab Bhineka Gandekan 2025 mendatang.

Pantauan Esposin, acara dimulai sekitar pukul 12.30 WIB dengan persembahan lagu-lagu nasional oleh para remaja dari tiap-tiap RW yang ada di Kelurahan Gandekan. Terdengar beberapa lagu seperti Gugur Bunga, Tanah Airku, Halo-halo Bandung, dan sebagainya yang sudah diaransemen dengan iringan organ tunggal.

Advertisement

Diikuti dengan pertunjukan kesenian reog yang menampilkan sebanyak sembilan reog. Ketua Panitia Kirab Bhineka Gandekan 2024 sekaligus Ketua Karang Taruna Kecamatan Jebres, Anton Setiadi menyampaikan makna dari sembilan reog itu adalah tanda bahwa kali kesembilannya diselenggarakan kirab sekaligus simbol dari sembilan RW yang ada di Kelurahan Gandekan.

“Yang menjadi peserta dalam acara ini tidak hanya orang dewasa, namun juga dari anak-anak sekolah. Karena memang ini merupakan wadah bagi siapa pun warga [kelurahan] Gandekan untuk berpartisipasi dalam kesenian dan kebudayaan. Seperti Pancasila itu sendiri,” jelas Anton saat berbincang dengan Esposin di lokasi acara, Sabtu (1/6/2024).

Anton menambahkan bahwa kirab ini tidak sekadar hanya berjalan, namun juga merupakan lomba. Telah disediakan oleh pihaknya hadiah uang senilai Rp2,5 juta untuk juara 1, Rp2 juta untuk juara 2, Rp1,5 juta untuk juara 3, serta Rp1 juta untuk harapan 1.

Kelompok kirab dari sembilan RW itu tampak mulai hadir di jalur kirab setelah pertunjukan kesenian reog. Mereka tampak berusaha menampilkan sesuatu yang menarik, unik, namun tidak melupakan potensi khasnya masing-masing.

Mulai dari berbagai macam pakaian adat hingga pakaian olahraga yang berwarna-warni tampak mereka kenakan. Tidak ketinggalan ornamen lainnya seperti patung, kendaraan hias, dan aksesori lainnya.

Kelompok kirab RW3, misalnya. Mereka tampil dengan jersey sepak bola berwarna-warni, seperti kuning, hitam, merah muda, dan sebagainya. Di bagian dada jersei tertulis Persipa (Persatuan Sepak Bola Sinar Pagi). Tak ketinggalan atribut berbentuk menyerupai trofi. Dan yang menyita perhatian ialah patung yang dibawa mereka.

Advertisement

Patung itu berukuran lebih besar dari orang dewasa, berwajah rajamala. Mengenakan jersey berwarna-warni kuning bertuliskan Persipa. Tak ketinggalan mengenakan sepatu sepak bola bermerek “Adinda".

Kordinator kelompok kirab RW3, Heri, 47, menyampaikan bahwa kelompoknya pada Kirab Bhineka Gandekan 2024 ini sengaja memilih konsep sepak bola dan menghindari mengenakan pakaian adat seperti lainnya.

“Karena, kami menyadari olahraga juga merupakan salah satu potensi yang harus terus digali. Apalagi sepak bola, olahraga yang dimainkan oleh anak-anak hingga dewasa. Dan di sini, kami menampilkan Persipa yang merupakan tim [sepak bola] dari [Kelurahan] Gandekan,” jelas Heri saat berbincang dengan Esposin di lokasi acara, Sabtu (1/6/2024) siang.

Dengan kostum dan aksesori lainnya, mereka tampak bersemangat meramaikan Kirab Bhineka Gandekan 2024. Begitu pun ribuan warga lainnya yang hadir menyaksikan.

Namun, ada satu hal yang menjadi kesamaan pada tiap kelompok ialah, di bagian depan terdapat anggota kelompok yang ditampilkan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan. Seperti temanya Sarimbit dan Mulat Sarira Hangrasa Wani.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif