Langganan

Keren, Seluruh Pasar Tradisional di Solo Bisa Bayar Nontunai Mulai 2022 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Mariyana Ricky P.d  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 24 Desember 2021 - 11:23 WIB

ESPOS.ID - Aktivitas pedagang melayani pembeli seusai peresmian Pasar Senggol Purwosari, Solo, Selasa (21/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Esposin, SOLO — Belasan pasar tradisional di Kota Bengawan mulai menggunakan transaksi nontunai pada tahun lalu. Ditargetkan, 44 pasar tradisional di Solo menerapkan hal serupa pada tahun depan.

Ke-13 pasar itu antara lain Pasar Jongke, Pasar Kadipolo, Pasar Harjodaksino, Pasar Gading. Kemudian Pasar Kliwon, Pasar Jebres, Pasar Rejosari, Pasar Gede, Pasar Singosaren, Pasar Klewer, Pasar Nusukan, terakhir Pasar Purwosari yang diresmikan Selasa (21/12/2021).

Advertisement

Baca Juga: Kompensasi PPKM Darurat, Pedagang di 13 Pasar Tradisional Solo Dapat Pembebasan Retribusi

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Heru Sunardi, mengatakan setelah ke-13 pasar itu, pedagang Pasar Legi juga didorong melakukan hal serupa. Di setiap kios dan los ditempel kode pembayaran QRIS sehingga mereka bisa membayar menggunakan gerbang pembayaran apapun.

“Kebijakan ini kami lakukan untuk mendukung Solo sebagai smart city. Kemudian, memudahkan transaksi, dan menghindari peredaran uang palsu. Angka transaksi di pasar juga langsung terekam oleh perbankan, sehingga dokumennya ada,” kata dia, kepada wartawan, Rabu (22/12/2021).

Advertisement

Guna mendukung kelancaran program tersebut, Pemkot menjalin kerja sama dengan perbankan sebagai penyedia layanan transaksi nontunai di pasar tradisional. Program tersebut telah dimulai sejak 2018-2019 dengan penerapan e-retribusi.

Baca Juga: Grab, Emtek, dan Bukalapak Sokong Pasar Gede Solo Sebagai Pusat Kuliner

“Transaksi nontunai mulai diperkenalkan dan diterapkan pasar tradisional di Solo mulai 2018-2019. Pembayarannya dulu hanya menggunakan Linkaja, OVO, Gopay. Tapi setelah ada QRIS semua aplikasi dan perbankan juga bisa," jelas Heru.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pasar Gede, Jumadi, mengatakan pembayaran nontunai sudah dimulai sejak tahun lalu. “Sebenarnya pedagang tradisional itu terbagi menjadi dua, ada yang sudah sepuh dan yang masih muda. Mereka yang sepuh biasanya lebih suka bayar tunai. Nah, yang muda, pembayaran nontunai diterima karena lebih sederhana dan praktis,” kata dia, dihubungi Esposin, Kamis (23/12/2021).

Ia mendukung program pembayaran nontunai namun harus ada sejumlah perbaikan seperti terkait masa tunda pencairan dana ke rekening.

Baca Juga: Dinas Perdagangan Bagikan SHP dan Kunci Kios Pedagang Pasar Legi Solo

Advertisement
Muh Khodiq Duhri - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif