Esposin, KARANGANYAR -- Sejumlah warga dan pengecer elpiji 3 kilogram (Kg) di Jatipuro, Karanganyar, mengeluhkan kelangkaan bahan bakar bersubsidi tersebut dalam sepekan jelang Lebaran.
Paimo, 37, pengecer di Ngaliyan, Jatipuro, berharap pasokan elpiji akan mengalami peningkatan selama bulan puasa dan Lebaran. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Ia mengungkapkan pasokan elpiji 3 kg ke warung kelontong miliknya sebelum Ramadan bisa mencapai 10 tabung atau lebih dalam sepekan, namun jumlah itu berkurang menjadi delapan tabung atau justru lebih sedikit selama dua pekan terakhir. Padahal, dengan 10 tabung per pekan, jumlah itu masih jauh dari memadai. Akibatnya, ia kerap membeli persediaan ke lebih dari satu pangkalan.
“Saya sudah mensiasati mencari ke berbagai pangkalan, tetap saja kurang. Stok biasanya sudah habis dalam satu sampai dua hari dan setelah itu kosong lagi sampai pengiriman pekan berikutnya,” ujar Paimo kepada Esposin di Jatipuro, Kamis (16/7/2015).
Pengecer lain di Jatiwarno, Jatipuro, Andi, 30, mengeluhkan hal serupa. Andi bahkan mengaku kerap membiarkan stok elpiji 3 kg di warung kelontong miliknya tetap kosong karena sulit mendapatkan barang. “Termasuk pada saat bulan puasa dan menjelang Lebaran seperti sekarang, pengecer dan lebih-lebih warga sering kesulitan mencari. Jadi ya harus raji mencari dari satu pangkalan ke pengkalan yang lain,” kata Andi.
Informasi yang dihimpun Esposin, kuota elpiji di wilayah Karanganyar sebenarnya telah ditambah sebagai upaya antisipasi kenaikan permintaan selama bulan puasa dan Lebaran. Alokasi bahan bakar bersubsidi itu mencapai sekitar 23.791 tabung per hari sejak akhir Mei lalu.
Untuk mengatasi kelangkaan, pemerintah daerah bekerja sama dengan instansi terkait lain telah menggelar operasi pasar elpiji 3 kg di seluruh wilayah Karanganyar. Tak hanya di Karanganyar, upaya serupa dilakukan di daerah-daerah lain di Soloraya, namun upaya itu dinilai tak efektif mengatasi kelangkaan, terutama di daerah-daerah pinggiran.