Langganan

Kekompakan Warga Cinderejo Lor Gilingan Solo Wujudkan Kampung Bebas Asap Rokok - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Candra Septian Bantara  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 5 Juli 2024 - 10:52 WIB

ESPOS.ID - Anak-anak bermain di gang Kampung Cinderejo Lor, Gilingan, Solo, Kamis (4/7/2024). Warga setempat menerapkan program bebas asap rokok dengan menyediakan tempat untuk merokok dengan sebutan Pagendhut (Panggenan Kagem Ngudhut) yang dikhususkan untuk masyarakat yang merokok selain itu warga juga berkomitmen untuk tidak merokok di dalam rumah, tidak merokok saat kegiatan pertemuan warga. (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Esposin, SOLO– Kekompakan warga Cinderejo Lor RW 005, Gilingan, Banjarsari, Solo untuk mewujudkan kampung bebas asap rokok (KBAR) patut diacungi jempol. Mereka sepakat tidak merokok di dalam rumah, saat pertemuan warga, hingga punya tempat khusus untuk merokok di tiap-tiap RT.

Pantauan Esposin, Kamis (4/7/2024), di Kampung Cinderejo Lor, RW 005, Gilingan terdapat banyak sekali poster-poster soal bahaya merokok bagi kesehatan dan anak-anak, tips berhenti merokok, hingga panduan mewujudkan rumah tanpa rokok.

Advertisement

Poster-poster berisi edukasi tersebut ditempelkan di titik-titik strategis kampung, seperti perempatan jalan, pos kamling, sekitar area masjid, balai pertemuan warga dan ada juga yang ditempel di dinding depan rumah.

Selain poster, di RW 005 juga memiliki tempat khusus untuk merokok yang dinamakan Pagendhut (Panggenan Kagem Ngudhut (merokok)) sebanyak tujuh lokasi  di tujuh RT yang berbeda.

Di tiap-tiap Pagendhut sudah disediakan asbak, tempat sampah puntung rokok, dan memiliki bentuk bangunan terbuka serta relatif jauh dari rumah warga.

Advertisement

Bahkan warung-warung kelontong milik warga setempat juga menerapkan aturan bahwa anak-anak di bawah 18 tahun tidak diperbolehkan membeli rokok.

Ketua RW 005, Gilingan, Slamet Suratman, mengatakan wilyahnya sudah mencanangkan diri sebagai KBAR sejak pandemi Covid-19 silam sekitar 3-4 tahun lalu. Dalam menjalankan program tersebut pihaknya menggandeng Puskesmas Gilingan.

Dia menjelaskan alasan penerapan KBAR di wilayahnya adalah untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi warga. Selain sebagai cara untuk menurunkan angka perokok, mencegah perokok pemula, dan menjaga hak-hak masyarakat untuk menghirup udara segar tanpa tercampur dengan asap rokok.

“KBAR di sini sudah berjalan 3 tahunan, dimulai waktu pandemi Covid-19. Kami banyak dibantu Puskesmas Gilingan untuk penyediaan sarana edukasi dan beberapa hal lainnya,” kata dia saat ditemui Esposin, di Balai Kota Solo, Senin (24/6/2024).

Advertisement

Semenjak menyatakan diri sebagai kampung bebas asap rokok, kata dia, warga di RW-nya mulai membuat sejumlah kesepakatan untuk merealisasikannya. Mulai dari membuat larangan merokok saat di rapat warga, merokok di dalam rumah, dan membuat pos-pos khusus untuk merokok.

“Di RW saya ada 7 RT, masing-masing RT sudah ada area khusus merokok yang kami beri nama Pagendhut,” kata dia.

Program KBAR ternyata mendapat dukungan positif dari warga Cinderejo Lor, salah satunya, Heru, warga RT 003. Menurutnya program tersebut sudah berjalan baik dan warga di lingkungannya juga patuh terhadap peraturan-peraturan yang telah dibuat.

“Selama rapat-rapat warga hingga sekarang sudah tidak ada lagi bapak-bapak yang merokok. Dulu pas awal-awal ya agak susah karena masih banyak yang nyolong-nyolong kesempatan. Sekarang sudah nggak. Selesai rapat baru merokok,” kata dia saat ditemui Kamis.

Advertisement

Dia mengaku semenjak KBAR berjalan di RW 005, dirinya selalu berusaha merokok di Pagendhut. Pun saat terpaksa merokok di rumah ia selalu merokok di luar rumah (teras).

“Saya kalau merokok sekarang langsung ke sini (Pagendhut). Agar anak-anak juga tidak terpapar asap rokok dan di sini juga sudah ada tempat sampah dan asbaknya,”

Dukungan lainnya juga diberikan Kasno, pemilik salah satu toko kelontong di RW 005. Dia mengaku sudah hampir 4 tahun ini tidak memperbolehkan anak-anak di bawah 18 tahun membeli rokok.

“Saya sudah hafal anak-anak yang sudah 18 mana yang belum. Soalnya pembelinya kan warga sini juga kebanyakan,” kata dia.

Advertisement

Dia mengatakan tidak hanya toko miliknya saja yang punya aturan tersebut, melainkan toko-toko lain di RW 005. Meskipun berpengaruh pada penurunan penjualan rokok di tokonya, dia mengaku tidak masalah karena baginya kesehatan anak-anak lebih utama.

“Penjualan rokok memang ada penurunan sejak ada program KBAR, dan bahkan sampai ada rokok-rokok yang kedaluwarsa. Tapi tidak masalah, toh barang-barang lain masih laku dan yang paling penting anak-anak muda terutama tetap terjaga kesehatannya karena tidak merokok,” ungkap dia.

Kasno mengatakan bahwa dirinya juga cukup aktif memberikan edukasi bahaya rokok kepada para tamu atau orang yang datang ke rumahnya. Dan juga tidak segan mengingatkan apabila ada warga yang merokok tidak dalam tempatnya.

“Rumah saya terbilang sering ada tamu, nah pas mereka mau merokok biasanya saya ingatkan, “kamu masuk wilayah KBAR lho, kalau merokok jangan sembarangan apalagi di dalam rumah”. Termasuk saat ketemu warga sini juga saya ingatkan begitu, dan mereka tidak merah” jelas dia.

Kekompakan dan komitmen besar warga Cinderejo Lor RW 005, Gilingan untuk mewujudkan lingkungan bebas asap rokok selama beberapa tahun ke belakang akhirnya membuahkan hasil. Belum lama ini kampung mereka menjadi 1 diantara 5 KBAR dengan kinerja terbaik se-Solo tahun 2024 dan berhak memperoleh hadiah Rp2.000.000 dan piagam penghargaan.

Berdasarkan data DKK Solo 2024, saat ini Solo punya 111 KBAR yang tersebar di hampir semua kelurahan di Solo. Adapun kelurahan yang belum memiliki KBAR adalah Kelurahan Stabelan, Kadipiro, Sriwedari, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, dan Sudiroprajan.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif