by Ika Yuniati Bc - Espos.id Solopos - Jumat, 12 Maret 2021 - 14:08 WIB
Esposin, SOLO — Dalam rangka menyambut Hari Musik Nasional dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58, Bank Jawa Tengah (Bank Jateng) menggelar pentas musik bertajuk Kafe Keroncong Bank Jateng, Selasa (9/3/2021) malam.
Acara tersebut diadakan secara luring terbatas di co working space Bank Jateng Cabang Solo dan daring di kanal YouTube Bank Jateng.
Serangkaian pra-event HUT Bank Jateng ke-58 ini mengusung tema Mengenang Karya Gesang. Tujuannya mengapresiasi karya-karya sang maestro. Acara diisi dengan pemberian tali asih kepada keluarga mendiang Gesang yang diberikan Supriyanto atau akrab disapa Nano Tirta kepada keponakan Gesang, Hasanudin Santoso (58).
Nano mengatakan hal itu mereka lakukan sebagai bentuk cinta kasih kepada sang legenda. Sekaligus bukti komitmen mereka untuk turut melestarikan seni tradisi, khususnya musik keroncong.
Nano mengatakan hal itu mereka lakukan sebagai bentuk cinta kasih kepada sang legenda. Sekaligus bukti komitmen mereka untuk turut melestarikan seni tradisi, khususnya musik keroncong.
Ke depan agenda apresiasi seni tradisi ini bakal mereka lanjutkan. “Yuk sama-sama masyarakat kita gairahkan sebagai bentuk kepedulian bersama, dan kita pertahankan budaya bangsa sendiri. Ini adalah upaya bersama agar pandemi enggak terlihat mencekam. Juga bentuk kreativitas, yang saya kira akan kami lanjutkan dengan sesuatu yang lebih dari ini,” terang Nano.
Baca Juga: Makan Enak Bikin Sehat
“Mudah-mudahan generasi sekarang enggak melupakan seniman-seniman sepuh. Lalu musik keroncong dan lagu-lagunya bisa mereka lanjutkan atau lestarikan,” kata Hasanudin mengulang harapan mendiang Gesang dulu, Selasa.
Sruti menghangatkan malam dengan lagu Roda Dunia, Pandang Wangi, Dongengan, dan kolaborasi dengan Nano di akhir pentasnya.
Baca Juga: Hore! KAI Commuter Tambah 4 Perjalanan KRL Jogja-Solo pada Jumat-Minggu ini
Sementara, Endah, menutup acara dengan Tirtonadi, dan Jago Kluruk. Sruti mengagumi lagu-lagu sang maestro karena mengandung nilai-nilai yang dalam tentang kehidupan. Misalnya Pandan Wangi yang menceritakan soal kesetiaan meskipun di medan perang.
Sementara Dongengan menceritakan soal gemah ripah masyarakat desa. Hingga pada saat zaman penjajahan mampu menghidupi warga kota yang lari mengungsi.
Acara Kafe Keroncong Bank Jateng juga dihadiri Gubernur Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melalui Zoom Meeting, serta dua UMKM Binaan yaitu Panjalu Wayang (Wonogiri) dan Cazzen Guitar (Sukoharjo).
Dalam kesempatan tersebut Bank Jateng memberikan fasilitas QRIS kepada pelaku UMKM untuk memudahkan pelaku UMKM dalam melakukan transaksi secara nontunai.
Ganjar mengapresiasi positif pentas Kafe Keroncong Bank Jateng. Solo merupakan kota yang tepat karena banyak potensi seni tradisi. Namun, para seniman tak bisa pentas setahun terakhir karena pandemi.
Baca Juga: Artis Ini Dijodohkan dengan Kaesang Pangarep, Komentar Kahiyang Ayu Disorot
Panggung seni tradisi yang digelar Bank Jateng malam itu bisa disebut sebagai ikhtiar bersama agar seniman tetap bisa manggung. Menurut Ganjar semua orang memang harus bergandeng tangan agar sama-sama bertahan dengan baik di masa sulit ini.
Ke depan Ganjar mengajak Bank Jateng dan lainnya untuk mendorong jalannya seni pertunjukan lewat beberapa alternatif pentas. Salah satunya hybrid concert yang bisa disaksikan secara luring dan daring.
“Daring tapi berbayar, untuk mengedukasi konsumen. Punya pikiran yuk buat wayang kolaborasi keroncong agar jauh lebih menarik. Pandemi ini kita semua harus lebih kreatif. Kalau bisa kita dorong terus,” terangnya.