by Yonantha Chandra - Espos.id Solopos - Jumat, 13 Desember 2019 - 14:24 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Perkembangan zaman yang pesat bisa menggerus nilai-nilai kehidupan di masyarakat. Budaya dan kearifan lokal tergantikan oleh nilai-nilai yang tidak selaras dengan norma dan adab ketimuran.
"Kita bisa merasakan betapa saat ini budaya individualistis, antisosial, dan kebebasan tanpa batas makin merasuk dalam sendi-sendi kehidupan kita," ungkap Direktur Utama PT Paloma Citra International, Joko "Paloma" Santosa.
Karena itulah, Joko Paloma mengatakan seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga, melestarikan, atau menguri-uri budaya lokal. Orang Jawa memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk terus nguri-uri kebudayaan Jawa.
"Jangan sampai wong Jawa ilang jawane. Budaya juga jangan diartikan secara sempit hanya mengenai kesenian. Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dianut bersama oleh masyarakat selama generasi ke generasi. Misalnya saja budaya unggah-ungguh [sopan santun], tepa selira [toleransi] dan gotong-royong," jelas putra asli Sukoharjo itu.
Bakal calon Bupati Sukoharjo pada Pilkada 2020 ini juga mengatakan kebudayaan menjadi kekayaan dan kekuatan dalam kehidupan bermasyarakat. Bagaimana masyarakat yang lebih muda menghormati yang lebih tua dan bagaimana yang lebih tua menghargai anak-anak muda.
Bagaimana menghargai adanya perbedaan pendapat, berempati, dan bersimpati. Bagaimana pula masyarakat mengerjakan sesuatu secara gotong-royong, tolong menolong tanpa pamrih.
"Ini adalah nilai-nilai luhur yang harus kita lestarikan dan kita rawat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melandaskan pada nilai-nilai di atas, saya meyakini kehidupan kemasyarakatan kita akan menjadi sebuah harmoni yang indah. Ikatan sosial kita makin erat dan kuat. Itulah wajah kita yang sesungguhnya," kata Joko.