by Ivan Andimuhtarom Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 26 Februari 2018 - 15:35 WIB
Esposin, SOLO -- Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) Kota Solo tengah sibuk mencari lokasi baru untuk berkegiatan. Hal tu menyusul segera dirobohkannya Joglo Sriwedari yang selama ini menjadi sekretariat sekaligus lokasi pentas.
Ketua DPC Hamkri Solo, Wartono, mengatakan mendapatkan tawaran sedikitnya empat lokasi. Namun, keputusan baru bisa diberikan setelah ada rapat bersama pengurus.
"Pekan ini kami akan rapat menentukan lokasi mana yang akan kami pilih," kata dia saat ditemui Esposin di Joglo Sriwedari, Senin (26/2/2018).
"Pekan ini kami akan rapat menentukan lokasi mana yang akan kami pilih," kata dia saat ditemui Esposin di Joglo Sriwedari, Senin (26/2/2018).
Ia menjelaskan tawaran pertama adalah Dalem Joyokusuman di Kecamatan Pasar Kliwon. Menurutnya, Dinas Kebudayaan Solo sudah memberi lampu hijau agar Hamkri dan musik keroncong bisa berkegiatan di rumah hibah dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tersebut.
Baca:
"Memang kalau di tempat baru apa-apa istilahnya harus babat alas. Kalau di sini [Joglo Sriwedari], kami hanya membutuhkan sedikit energi. Tapi ya tidak apa-apa kalau harus seperti itu," katanya.
Lokasi pilihan ketiga adalah Lantai II Pasar Kembang. Ia mengatakan lokasinya cukup bagus dan sudah ada tempat menyimpan alat-alat. Tetapi, ia menilai belum terlalu mantap karena kurangnya nilai historis bangunan itu. Ada kesan bangunan itu sebagai bangunan pasar yang kurang berkorelasi dengan keroncong.
Terakhir adalah Taman Balekambang. Tetapi, walaupun sudah dipersilakan, ia justru mengaku paling kurang berminat ke taman tersebut. "Tempatnya sepi. Itu juga teater terbuka, agak berat kalau hujan," tuturnya.
Ia mengatakan akan mengadakan rapat bersama pengurus lainnya pekan ini. Keputusan pindah ke lokasi mana diputuskan awal Maret. Lebih lanjut, Wartono mengatakan sedikit memiliki beban karena ia dipercaya mendidik belasan siswa SMK 2 Simpang Empat, Batu Licin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, tentang musik keroncong.
Mereka khusus dikirim ke Solo agar bisa mempelajari akar musik keroncong selama beberapa bulan. "Mereka akan bersama kami hingga April. Maret kemungkinan saya sibuk mempersiapkan tempat baru. Semoga apa yang diamanahkan kepada saya bisa saya laksanakan," kata dia.
Meski sedang sibuk mencari lokasi baru, Wartono mengaku tak ada sedikit pun rasa khawatir. Berbagai pihak dengan tangan terbuka bersedia membantu mereka.
"Seandainya nanti jadi di Dalem Joyokusuman, kemungkinan kami akan dipinjami Kelurahan Gajahan untuk menyimpan alat. Kami pencinta keroncong tidak khawatir karena keroncong di Solo sudah mbalung sumsum," katanya.
Di sisi lain, para pedagang yang berjualan di Kompleks Taman Sriwedari sudah dipanggil dinas terkait untuk mendapat sosialisasi terkait revitalisasi Taman Sriwedari. Salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya mengatakan sosialisasi dilakukan sepekan lalu.
Joglo Sriwedari bakal segera dirobohkan. Bangunan yang identik dengan Taman Sriwedari tersebut menjadi bagian dari penataan kawasan Sriwedari dan masuk dalam rencana kompleks Masjid Taman Sriwedari.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata sebagai pengelola Joglo Sriwedari menghentikan segala aktivitas di joglo tersebut maksimal akhir Maret. Hal itu dilakukan agar tak ada pihak yang menyewa joglo sehingga Dinas PUPR bisa meratakannya dengan tanah tanpa terganjal kesepakatan kerja sama dengan pihak ketiga.
Kepala Dinas PUPR, Endah Sitaresmi, mengatakan joglo termasuk dalam kompleks masjid. Rencananya, joglo dirobohkan. "Waktunya memang belum tentu karena joglo kelak menjadi area pelengkap, bukan bangunan utama masjid," tuturnya saat dihubungi Esposin, Minggu (18/2/2018).