Langganan

Jalan Tol Solo-Jogja Dorong Ekonomi Tumbuh, Sektor Wisata Berdaya

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 6 Oktober 2024 - 21:45 WIB

ESPOS.ID - Aktivitas di Gerbang Tol Klaten, Kamis (3/10/2024). (Espos/Wahyu Prakoso)

Esposin, SOLO – Peresmian jalan tol Solo-Jogja Seksi I Kartasura-Klaten sepanjang 22,3 kilometer (km) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (19/9/2024) lalu memberikan harapan baru bagi masyarakat yang mendambakan mobilitas cepat dan lancar dari Solo ke Jogja maupun sebaliknya.

Di sisi lain, peresmian tol yang dibangun sejak 2021 dan menghabiskan anggaran senilai Rp5,6 triliun itu juga memberikan secercah harapan bagi masyarakat akan adanya pertumbuhan pusat-pusat ekonomi di kawasan sekitarnya. Warung-warung makan, terutama di sekitar kawasan gerbang tol, menjadi lebih ramai dan para pelaku UMKM juga berharap bisa menjual produk-produk mereka.

Advertisement

Seperti disampaikan Owner Sop Ayam Pechok Pak Tembong Klaten, Tembong, 49, saat berbincang dengan Espos di warungnya yang berlokasi tak jauh dari gerbang tol Klaten. Tembong menyambut gembira adanya tol Solo-Jogja karena ia yakini akan makin banyak orang yang melintas dan mampir ke warungnya.

“Prospeknya bagus, saya yakin bisa, orang luar lewat sini tambah banyak. Rumah makan itu kuncinya fasilitas parkir, harga murah, rasa enak. Jalan tol akan membawa dampak yang bagus,” papar dia.

Tembong menjelaskan ada sejumlah pelanggan baru yang merupakan pengguna tol Solo-Jogja yang makan di warungnya. Namun ia menyadari dampak ekonomi dari jalan tol tidak bisa didapat dengan instan. Masih butuh proses dan penataan tindak lanjut.

Advertisement

Lokasi warung Sop Ayam Pechok Pak Tembong Klaten mepet dengan jalan Klaten-Jatinom yang menjadi jalur keluar kendaraan dari gerbang tol Klaten. Ruang parkir hanya cukup untuk sepeda motor. Pengguna mobil harus mencari parkiran agak jauh, bahkan ada yang terpaksa parkir kendaraan di seberang jalan.

Warung Sop Ayam Pechok Pak Tembong dekat gerbang tol Klaten, Jl Jatinom, Klaten, berharap berkah dari beroperasinya tol Solo-Jogja. Foto diambil Kamis (3/9/2024). (Espos/Wahyu Prakoso)

 

Menurut Tembong, jalan Klaten-Jatinom akan dilebarkan karena sudah ada petugas yang mengukur bangunan warungnya yang terdampak pelebaran jalan. Tembong bersama pemilik bangunan berkomitmen membangun warung dengan fasilitas parkir memadai saat proyek pelebaran jalan.

Selain itu, Tembong juga berencana mengubah jam buka warung dari semula pukul 06.00 WIB-16.00 WIB menjadi tutup lebih malam. Pedagang setempat juga harus menunjukkan daftar harga supaya tidak ada kejadian ngepruk harga.

Advertisement

Jika ada satu saja pemilik warung yang ngepruk harga tentu bakal berefek buruk pada citra UMKM di kawasan tersebut. Dengan menjaga citra yang baik, ia yakin nantinya seiring makin ramainya jalan tol Solo-Jogja akan semakin ramai pula warungnya.

Sektor Wisata Siap Melejit

Harapan akan adanya pertumbuhan ekonomi dari adanya jalan tol Solo-Jogja juga disampaikan pengelola objek wisata Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Polanharjo, Klaten, yang berlokasi cukup dengan pintu tol Polanharjo.

Umbul Ponggok yang biasanya diakses wisatawan dari arah Jogja atau Solo melalui Jalan Solo-Jogja kini ada tambahan satu opsi jalur yang mampu mempersingkat waktu tempuh melalui jalan tol Jogja-Solo dan keluar di pingtu tol Polanharjo.

Koordinator lapangan pengelola Umbul Ponggok Sri Mulyono menjelaskan dampak positif jalan tol Jogja-Solo yakni memudahkan akses ke Umbul Ponggok. Para pengunjung bisa lebih cepat menuju Umbul Ponggok.

Advertisement

Sejak tol diresmikan pada 19 September 2024 lalu, Umbul Ponggok mulai memperoleh dampak berupa peningkatan jumlah pengunjung. “Peningkatan pengunjung luar kota, dari Madura, Papua, persentasenya hampir 15 persen dari total kunjungan wisata,” jelas dia ditemui Espos, Kamis (3/10/2024).

Pelaksana Public Relations Umbul Ponggok, Agus Santosa, menambahkan dampak dari jalan tol Jogja-Solo mungkin baru terlihat signifikan saat libur Natal dan Tahun Baru 2025. “Kami percaya diri, kami punya wisata dengan keunggulan yang sulit disamai tempat lain. Saya berharap dua gebang tol di Klaten membawa dampak ekonomi,” katanya.

Dia berharap Pemkab Klaten turut membantu mempromosikan sektor wisata yang bisa diakses dari pintu-pintu tol sehingga semakin banyak kunjungan wisatawan di Klaten. Pemerintah juga harus memperbaiki jalan yang rusak yang mempersulit bus di jalur-jalur wisata. Dengan semakin banyak wisatawan yang berkunjung tentu akan mendongkrak perekonomian daerah.

Wisatawan menikmati wisata di Umbul Ponggok, Polanharjo, yang diakses melalui pintu tol Karanganom, Klaten, Kamis (3/9/2024). (Espos/Wahyu Prakoso)

 

Advertisement

Selain Umbul Ponggok, terdapat sejumlah destinasi wisata di dekat gerbang tol Polanharjo, antara lain Umbul Manten, Umbul Pelem, dan wisata air lainnya. Sedangkan pusat oleh-oleh ada Roti Kalis Delanggu, Lurik Pedan, rambak kulit Cawas, dan Gethuk Yoko Klaten.

Lalu destinasi wisata di dekat gerbang tol Klaten, ada Umbul Susuhan, Petirtaan Jolotundo, Umbul Brondong, Makam Sunan Bayat Ki Ageng Pandanaran, Bukit Sidoguro Krakitan Bayat Klaten dan Rowo Jombor. Untuk pusat oleh-oleh ada apem Yaa Qowiyyu Jatinom serta keripik paru dan belut di Kelurahan Bareng.

Pendapatan Sektor Wisata

Berdasarkan data dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dalam laman regionalprov.go.id yang diakses Espos.id, pada Rabu (2/8/2023), pada 2021 sebanyak 1.627.714 wisatawan nusantara dan 462 wisatawan mancanegara berkunjung ke Klaten. Total pendapatan dari sektor pariwisata pada tahun tersebut sebanyak Rp25.220.043.087.

Sektor pariwisata di Klaten terus meningkat pada 2022 dengan jumlah 3.303.423 wisatawan nusantara dan 34.863 wisatawan mancanegara yang berkunjung. Pendapatan Klaten dari sektor pariwisata pada 2022 pun melejit hingga Rp39.266.623.580. Jumlah kunjungan wisata Klaten pada 2023 juga naik signifikan sebanyak 6.293.175 wisatawan nusantara dan 163.882 wisatawan mancanegara.

Sementara itu pada 2024, berdasarkan data BPS, hingga Juli tercatat 3.177.560 wisatawan berkunjung ke Klaten. Naik 40,20% dibandingkan periode yang sama, Januari-Juli 2023. Melihat tren tersebut, potensinya cukup besar bagi sektor wisata di Klaten lebih meningkat lagi setelah ada tol Solo-Jogja.

Dibandingkan dengan jalur arteri, perjalanan dari Solo menuju Klaten lewat jalan tol Solo-Jogja memang jauh lebih cepat dan lancar. Espos yang mencoba melalui jalur tol itu dengan masuk melalui GT Ngemplak, Boyolali, pada Kamis (3/10/2024), hanya membutuhkan kurang lebih 20 menit untuk sampai di gerbang tol Ngawen, Klaten.

Advertisement

Kebetulan saat itu masih pagi sekitar pukul 08.00 WIB dan bukan akhir pekan sehingga lalu lintas relatif masih sepi, hanya truk-truk dan kendaraan besar lainnya yang melintas.

Salah seorang sopir truk yang ditemui Espos di dekat pintu tol Polanharjo, Kirun, 52, menjelaskan sedang beristirahat di salah satu warung dalam perjalanan dari gerbang tol Bunder, Gresik, dengan muatan arang.

Kirun mengaku selalu menggunakan Tol Trans-Jawa untuk perjalanan ke berbagai daerah. Jalan Tol Trans-Jawa membuat perjalanan lebih aman dan lebih singkat dibandingkan jalur nontol. Apalagi sekarang dengan adanya tol Solo-Jogja membuat perjalanan setelah keluar atau saat hendak menuju tol Trans Jawa dari arah Klaten maupun Jogja menjadi lebih cepat.

Diberitakan Espos pada 2023 lalu, Pemkab Klaten sudah memiliki rancangan strategi untuk memaksimalkan keberadaan tol Solo-Jogja guna mendongkrak perekonomian wilayah. Apalagi Klaten menjadi daerah yang dilewati tol Solo-Jogja dengan jarak terpanjang dan ada empat pintu tol yang dibangun di wilayah itu.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Klaten, Pandu Wirabangsa, kala itu, mengatakan keberadaan sejumlah gerbang tol di Klaten bakal dimaksimalkan sebagai wilayah pengembangan ekonomi baru.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mulyanto, menjelaskan jalan tol secara fisik menjadi sarana mempercepat waktu tempuh dan membuka kesempatan bagi wilayah yang terlewati jalur gerbang tol untuk memanfaatkan peluang.

“Salah satu peluang yaitu pengembangan tujuan wisata. Semakin banyak tujuan wisata semakin banyak yang dikunjungi membuka peluang menginap di hotel untuk akomodasinya,” jelas dia kepada Espos, Minggu (6/10/2024) malam.

Gerbang tol Polanharjo, Klaten, tampak di kejauhan, Kamis (3/9/2024). (Espos/Wahyu Prakoso)

 

Menurut dia, wisatawan yang menginap di hotel berpeluang dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari pos pajak dan retribusi daerah. Pos pajak daerah berupa pajak hotel, restoran, parkir, dan pajak hiburan. Sedangkan pos retribusi berupa retribusi masuk objek wisata.

“Tinggal daerah [kabupaten/kota] yang dilewati jalur exit toll bisa memanfaatkan peluang atau tidak. Kuncinya ada di daerah, apakah dengan teknologi digital saat ini bisa memamerkan potensi wisata di daerahnya atau tidak,” ungkap dia.

Mulyanto mengatakan semakin mampu memperkenalkan potensi wisata lewat media massa maupun media sosial dengan dikemas testimoni pengunjung, masyarakat akan semakin mengenal objek-objek wisata di daerah bersangkutan. "Jika itu diperhatikan dan berhasil keberadaan daerah di jalur exit toll diproyeksikan dapat meningkatkan PAD-nya,” tambahnya.

Program Strategis Nasional

Pembangunan infrastruktur, dalam hal ini jalan tol, menjadi salah satu program strategis nasional yang diprioritaskan sebagai modal dasar kemajuan Indonesia selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi. Pemerintah di bawah pimpinan Jokowi menyadari betul pembangunan infrastruktur adalah modal dasar kemakmuran.

Dengan infrastruktur, konektivitas akan terbuka, peluang ekonomi baru bermunculan, lapangan pekerjaan meningkat, waktu dan biaya logistik bisa ditekan. Efeknya, bukan hanya daya saing daerah yang meningkat dan berhasil mengundang investor di wilayah, tapi juga meningkatkan aspek sosial dan pembangunan manusia.

Selama masa pemerintahan Presiden Jokowi, sejak 2015 sampai 2023, capaian pembangunan jalan tol tercatat sepanjang 2.050 km. Sepanjang 1.299 km di antaranya dibangun pada periode pertama (2015-2019) dan sisanya sepanjang 750 km dibangun pada periode kedua (2020-2023). Pembangunan jalan tol ditargetkan bertambah menjadi 2.700 km pada akhir 2024.

Pembangunan jembatan juga masif dilakukan dengan capaian 122.198 meter sejak 2015-2023 dan ditargetkan menjadi 125.904 meter pada akhir 2024. Kemudian pembangunan jalan nasional sepanjang 5.823 km pada 2015-2023 dan ditargetkan menjadi 6.000 km pada akhir 2024.

Pemerintah juga membangun jembatan gantung sepanjang 583 unit sepanjang 2015-2023 sementara flyover dan underpass yang dibangun mencapai 25.817 meter selama 2015-2023 dan ditargetkan menjadi 27.673 meter pada akhir 2024.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif