by Oriza Vilosa Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 12 Desember 2012 - 08:58 WIB
BOYOLALI--Sejumlah petani di Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali terpaksa menunda menanam padi pada musim tanam. Hal itu disebabkan petani was-was lantaran saluran irigasi belum lancar seiring pembangunan Tol Solo-Kertosono (Soker).
Salah satu penggarap sawah di Desa Pandeyan, Ngadiyono, 55, mengatakan dirinya terpaksa menunda menanam padi hingga saluran air dipastikan aman bagi tanaman.
“Lahan garapan saya keluberan air dan lagi traktor untuk mengolah tanah tak bisa masuk karena tak ada jalan, ada jalan dari muka jalan besar tapi melintasi sawah yang sudah ditanami,” jelasnya kepada Esposin, Selasa (11/12/2012).
Petani lainnya, Ratmin, 50, menjelaskan saluran irigasi yang terkena jalur tol telah diganti. Sayangnya, saluran baru dikatakannya belum berfungsi sebagaimana sebelum proyek tol dilangsungkan. “Ada itu punya Pak Parmin yang padinya mati karena keluberan air.”
Semestinya, lanjut Ratmin, saluran irigasi mampu menopang sirkulasi air. Saluran ideal itu dijelaskannya bisa mengalirkan air ke lahan pertanian secukupnya dilengkapi saluran pembuangan air jika dinilai pasokan cukup. "Harusnya air lewat tak sampai kembeng. Untuk punya saya memang belum tanam karena tak bisa ditanami lahannya, karena kondisi seperti itu,” tandasnya.
Sementara Wongso Surip, 88, petani di Desa Donohudan, Ngemplak, menerangkan kasus irigasi sawah sebelah selatan jalur tol dan berbeda dengan sawah di sebelah utara tol.
“Yang utara malah terlalu banyak air sebaliknya yang selatan kekurangan. Harapannya ya dibangun jalan bagus tapi irigasinya juga harus bagus.”
Sebelumnya, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP2A) Waduk Cengklik, Samidi, mengungkapkan desain irigasi yang dibangun pelaksana tol Soker tak sesuai dengan desain irigasi sebelumnya. Lantaran dianggap menyalahi aturan pengelolaan sumber daya air, saluran irigasi baru itu diminta Samidi dibongkar paling lambat 15 Desember 2012 ini.