Langganan

Inspiratif! Komunitas Kompak Bedah Rumah Tak Layak Warga Boyolali - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Bayu Jatmiko Adi  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 4 Oktober 2020 - 23:15 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah warga dan komunitas terlibat dalam bedah rumah yang digelar Kompak, di Kaligentong, Gladagsari, Minggu (4/10/2020). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Esposin, BOYOLALI -- Komunitas Kompak kembali menggelar kegiatan bedah rumah untuk membenahi rumah warga yang dinilai kurang layak. Pada Minggu (4/10/2020), kegiatan bedah rumah menyasar tempat tinggal milik warga Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali.

Ketua Komunitas Kompak, Budiono, mengatakan kegiatan bedah rumah tersebut merupakan kegiatan kedelapan yang diinisiasi Kompak. Rumah yang dibedah adalah milik keluarga Rofiq dan Tutik Prihatin, warga Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali.

Advertisement

"Hari ini peletakan batu pertama disaksikan anggota DPRD Boyolali, Muspika Ampel dan Gladagsari, Pemerintah Desa Kaligentong serta tokoh masyarakat kampung dan dari Koramil serta Polsek," kata dia kepada Esposin, Minggu (4/10/2020).

Pedagang Pasar Gede Solo Sambat Listrik Byar Pet Hingga 15 Kali Sehari

Dia menjelaskan alasan digelarnya kegiatan bedah rumah di rumah keluarga tersebut adalah karena kondisi rumah papannya yang dinilai perlu perbaikan.

Advertisement

"Pemilik rumah Tutik Prihatin dan Rofiq dan satu anak kelas SMP. Sehri-hari bikin capcay dititipkan di warung-warung dan buruh jualan buah. Kebetulan mereka adalah salah satu sukarelawan Kompak, yang memiliki jiwa sosial tinggi. Setelah pengurus melihat kondiis rumahnya, kemudian dibangun," kata Budiono.

Anggaran

Sebelum dibedah, rumah milik keluarga tersebut terdiri dari ruang tamu yang disekat klambu kemudian kamar. Di belakang ada dapur dan kamar mandi, dengan dinding papan. Ditargetkan, rumah tersebut jadi dalam waktu dua pekan ke depan. Bangunan dibuat menjadi bangunan permanen dengan dinding batako.

"Jumlah anggaran untuk material sekitar Rp30 juta. Ini didukung oleh pemerintah desa, kemudian ditambah dari para donatur. Selain itu ada dukungan dari komunitas lain," lanjut dia.

Ukuran bangunan sekitar 8 meter x 5,5 meter. Terdiri dari teras, ruang tamu, kamar mandi, dapur dan tempat setrika. Budiono mengatakan proses pembangunan rumah juga didukung oleh komunitas atau organisasi masyarakat lainnya seperti Banser, Rajawali, Forsa, GPS, Sparta, Welas Asih, warga sekitar dan sebagainya.

Advertisement

Sering Makan Korban Jiwa, Jalur Tengkorak di Songgorunggi Sukoharjo Angker?

Sementara itu pemilik rumah, Tutik, mengaku sangat senang dengan adanya program tersebut. "Kami berterimakasih untuk semuanya yang sudah mendukung bedah rumah ini," kata dia. Dia mengatakan sudah menempati rumah itu sejak tiga tahun lalu.

Advertisement
Ahmad Baihaqi - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif