by Trianto Hery Suryono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 12 Agustus 2015 - 02:40 WIB
Esposin, WONOGIRI--Lambatnya pengiriman ijazah dan surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) mempersulit pihak sekolah. Tahun ini, SKHUN jenjang sekolah dasar (SD) dan SMP belum turun. Sementara kelulusan siswa di dua jenjang itu sudah dilakukan sejak Juni. Akibatnya, banyak lulusannya yang sudah berpencar mencari sekolah sesuai keinginan siswa.
Salah seorang kepala sekolah di Kecamatan Ngadirojo Mulyadi ditemui Esposin, Selasa (11/8/2015), mengaku pusing memanggil ulang siswanya yang sudah berpencar melanjutkan sekolah. Dia mendesak Dinas Pendidikan Wonogiri mengubah pola pembuatan ijazah dan SKHUN tak lagi ditangani pemerintah pusat atau pemerintah provinsi.
Menurutnya, jika pola itu tidak diubah pihak sekolah sangat terbebani dokumen siswa tersebut. “Siapa yang bertanggung jawab terhadap SKHUN atau ijazah siswa tidak diambil yang bersangkutan. Siswa tak mau datang lagi ke sekolah hanya untuk cap tiga jari atau mengambil dokumennya karena sudah diterima di sekolah yang diinginkan.”
Mulyadi menyatakan langkah ideal pernah dilakukan di jaman orde baru. Yakni ijazah dan hasil ujian nasional diberikan kepada siswanya saat kelulusan. “Siswa tak lagi disibukkan kembali ke sekolah untuk mengambil ijazah atau SKHUN. Tidak seperti sekarang ini, pihak sekolah mencari siswanya untuk datang lagi ke sekolah asal melakukan cap tiga jari atau mengambil dokumen lain. Pihak sekolah harus melayani hingga sore menunggu siswa pulang sekolah.”
Sebelumnya, Koordinator Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidik (UPT Disdik) Se-Wonogiri, Tarmanto menilai fungsi SKHUN sudah bergeser menjadi dokumen administrasi bukan lagi prasyarat mendaftar ke sekolah lanjutan. Paguyuban UPT Disdik Wonogiri mendesak kepada Disdik Wonogiri untuk memperjuangkan pelimpahan kewenangan ke daerah.