Langganan

Hati-Hati Lur! Leptospirosis Ditemukan di Boyolali, Total Ada 11 Kasus - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 13 Juli 2022 - 15:49 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Esposin, BOYOLALI – Penyakit leptospirosis yang disebarkan lewat bakteri leptospira kembali terdeteksi pada awal Juli 2022 di Kabupaten Boyolali. Terdapat dua kasus leptospirosis di Kecamatan Ampel, tepatnya di Desa Selodoko dan Ngenden.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, drh. Afiany Rifdania, mengungkapkan ia telah mengambil sampel hewan ternak di dekat pasien leptospirosis.

Advertisement

“Ketika ada laporan dari Dinas Kesehatan [Dinkes], selalu diteruskan ke Keswan. Nanti dari kami mengambil sampel ternak di sekitar pasien karena bisa jadi pasien tertular lewat ternak yang mereka punya,” kata dia kepada Esposin, Selasa (12/7/2022).

Afi mengungkapkan bakteri penyebab leptospirosis dapat dibawa oleh kencing tikus. Namun, ia mengatakan tikus yang membawa bakteri tidak mengalami sakit, tapi dapat menularkan ke sapi, kambing, domba, kucing, dan anjing.

Advertisement

Afi mengungkapkan bakteri penyebab leptospirosis dapat dibawa oleh kencing tikus. Namun, ia mengatakan tikus yang membawa bakteri tidak mengalami sakit, tapi dapat menularkan ke sapi, kambing, domba, kucing, dan anjing.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan sampel yang telah didapat di Desa Ngenden dan Desa Selodoko tersebut kemudian dikirim ke Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.

Baca juga: KASUS LEPTOSPIROSIS: 9 Warga Manyaran Positif Terserang

Advertisement

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Boyolali, Teguh Tri Kuncoro, mengungkapkan dari kasus leptospirosis yang ditemukan di Ampel, Dinkes Boyolali langsung melaksanakan kajian lingkungan.

Teguh mengatakan Dinkes Boyolali melakukan kerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta untuk melakukan survei lingkungan.

“Kami ambil sampel lingkungan seperti tanah, air, kemudian kami ambil sampel dari tikus. Kemudian kami juga bekerja sama dengan Disnakkan Boyolali untuk pengambilan sampel ternak,” kata dia.

Advertisement

Teguh menyebutkan sampai tanggal 4 Juli 2022, tercatat ada 11 kasus aktif leptospirosis di Boyolali.

Baca juga: Leptospirosis Rambah Kartasura Sukoharjo, 1 Warga Dirawat di RS

Sebelas kasus aktif tersebut, beber Teguh, terdapat masing-masing satu kasus di Kecamatan Musuk, Andong, Boyolali, Wonosegoro, Simo, Kecamatan Banyudono, dan Tamansari

Advertisement

Kemudian, beber Teguh, masing-masing dua kasus di Kecamatan Ampel dan di Kecamatan Teras.

“Leptospirosis itu ada yang ikterik [gejala awal leptospirosis tidak khas seperti demam, menggigil, sakit kepala, mual, muntah] dan an-ikterik, sekitar 12 persen ikterik," kata dia

"Itu yang bisa menimbulkan kematian kalau terlambat berobat. Kalau yang an-ikterik itu gejalanya tidak parah seperti masuk angin,” tambahnya.

Dengan ditemukannya kasus leptospirosis di Kecamatan Ampel, ia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan adanya luka terbuka. Ia menyarankan masyarakat untuk menutup luka terbuka ketika beraktivitas.

Baca juga: HASIL PENELITIAN : Tahukah Anda? Tikus Menyanyi Seperti Mesin Jet Saat Cari Pasangan

“Jangan lupa juga untuk membersihkan rumah, jangan sampai membiarkan tikus-tikus berkeliaran. Soalnya leptospirosis juga bisa ditularkan lewat makanan yang tercemar,” kata dia.

Advertisement
Ika Yuniati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif