Langganan

Hari Rabies Sedunia: Solo Masih Jadi Surga Kuliner Anjing? - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Chelin Indra Sushmita  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 28 September 2021 - 12:59 WIB

ESPOS.ID - Infografis Kuliner Anjing Solo (Solopos/Whisnupaksa)

Esposin, SOLO — Hari Rabies Sedunia 2021 yang jatuh pada Kamis (28/9/2021) semestinya meningkatkan kesadaran tentang pencegahan dan pengendalian rabies. Namun, sampai saat ini masih banyak orang yang justru mengonsumsi daging anjing, seperti dijajakan bebas di beberapa warung di Kota Solo, Jawa Tengah.

Sebagai informasi, Hari Rabies Sedunia diperingati setiap 28 September sejak tahun 2000. Adapun tema pada tahun ini berdasarkan situs WHO adalah Rabies: Facts, not Fear.

Advertisement

Berdasarkan situs resmi CDC, rabies adalah penyakit yang 100% dapat dicegah. Namun lebih dari 59.000 orang meninggal akibat rabies di seluruh dunia tiap tahun.

Baca juga: Kuliner Anjing Solo

Cara terbaik untuk menghindari rabies menurut CDC adalah dengan memberikan vaksinasi rabies pada anjing dan kucing. Selain itu, saat bepergian, usahakan hindari kontak dengan anjing dan kucing liar.

Advertisement

Meski demikian, sampai saat kuliner daging anjing di Kota Solo terus eksis. Bahkan ada julukan yang tersemat bagi Kota Solo sebagai surga kuliner anjing.

Padahal selama ini komunitas Dog Meat Free Indonesia (DMFI) terus mendesak Pemkot Solo untuk membuat aturan resmi menutup usaha kuliner anjing. Desakan ini muncul salah satunya disebabkan kekhawatiran penularan penyakit rabies yang dibawa oleh anjing.

Baca juga: Sirkuit Mandalika dan Keindahan Lombok Yang Dipuji Pembalap Dunia

Advertisement

Berdasarkan data DMFI, setidaknya ada 85 warung makan olahan anjing di Kota Solo. Guna mencukupi kebutuhan warung, setiap bulan ada 13.700 ekor anjing dijagal dengan kejam di rumah penjagalan yang kotor.

Seperti diketahui sampai saat ini belum ada peraturan resmi tentang pelarangan perdagangan anjing untuk konsumsi. Meski demikian Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo menyebut terus memantau perdagangan daging anjing.

Baca juga: Rasa Teh di Solo Ternikmat No Debat, Sepakat?

Sebagai tambahan informasi berdasarkan penelusuran Esposin dari berbagai sumber, tradisi makan daging anjing merupakan bagian dari budaya yang mengakar di masyarakat Solo dan sekitarnya. Kuliner anjing ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Kala itu, daging anjing menjadi santapan lezat bagi kalangan masyarakat biasa hingga priyayi. Sampai saat ini pun daging anjing tetap eksis sebagai bahan konsumsi karena diklaim berkhasiat bagi vitalitas pria. Daging anjing biasa dijual di warung tenda sebagai olahan sate jamu, rica-rica, maupun tongseng.

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif